Harga Minyak Naik Setelah Pasokan AS Diketahui Menyusut

0
203
Taken with canon 5d mk 2

JAVAFX – Harga minyak naik dalam perdagangan hari Rabu (06/02) setelah data mingguan pasokan minyak mentah A.S. mengungkapkan pasokan minyak mentah dan bensin dalam negeri yang lebih kecil dari perkiraan. Sayangnya, laju kenaikan harga ini tertahan dengan adanya kekhawatiran seputar potensi perlambatan permintaan energi global.

Untuk harga minyak mentah AS yaitu West Texas Intermediate (WTI) dengan kontrak kiriman bulan Maret naik 35 sen, atau 0,7%, berakhir di harga $ 54,01 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX).  Sementara minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan April naik sebesar 71 sen, atau 1,2%, ke harga $ 62,69 per barel di ICE Futures Europe, setelah menyentuh level terendah $ 61,05.

Lembaga Informasi Energi melaporkan bahwa pasokan minyak mentah domestik naik 1,3 juta barel untuk sepekan yang berakhir 1 Februari. Itu lebih kecil dari perkiraan awal dengan meyakini akan naik 3,7 juta barel oleh analis yang disurvei oleh S&P Global Platts. Data American Petroleum Institute pada sehari sebelumnya menunjukkan peningkatan 2,5 juta barel.

Menjelang masuknya musim pemeliharaan kilang minyak, pasokan minyak mentah mengalami kenaikan berturut-turut. Pun demikian, impor minyak akan terganggu dengan krisis Venezuela sementara ekspor tetap kuat.

Sebagai pertimbangan, harga minyak diperdagangkan lebih tinggi tahun ini, dengan harga kontrak bulan depan WTI naik sekitar 19%. Krisis politik Venezuela menjadi alasan harga naik dalam minggu-minggu sebelumnya. Kedepannya, prospek permintaan minyak yang tidak besar, sementara prospek peningkatan pasokan serpih dan persaingan dari tempat lain menjadi tekanan harga naik lebih lanjut.

Dalam waktu dekat, kekhawatiran permintaan dapat menjaga harga di bawah tekanan, dimana permintaan China melambat dan kekhawatiran meningkat atas resesi di Jerman, di mana data mengungkapkan pesanan pabrik secara tak terduga merosot 1,6% pada Desember. Tekanan turunnya harga akan terbatasi dengan langkah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan 10 produsen mitra di luar kartel yang secara aktif akan mengelola produksi dalam upaya untuk menyeimbangkan kembali pasar.

OPEC dan 10 produsen mitra di luar kartel sepakat akhir tahun lalu untuk menahan produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari selama paruh pertama tahun 2019, dalam upaya menyerap pasokan global yang melimpah dan menyeimbangkan kembali pasar. OPEC, tidak termasuk Iran, Libya dan Venezuela, sepakat untuk menangani 800.000 barel per hari dari pemotongan tersebut.

Pada hari Selasa, The Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat OPEC mengatakan Arab Saudi dan sekutu-sekutu Teluk Persianya sedang berupaya menciptakan kemitraan formal dengan kelompok 10-negara yang dipimpin oleh Rusia untuk mengelola pasar minyak dunia. Para pejabat juga mengatakan negara-negara penghasil minyak itu akan memperdebatkan proposal pada 18 Februari di Wina, dengan potensi kesepakatan akhir ketika mereka bertemu pada bulan April.

Dengan produksi yang lebih tinggi dari produsen non-OPEC, terutama AS, selama beberapa tahun terakhir, pangsa pasar OPEC telah menyusut. Kemitraan tersebut akan mengendalikan pangsa pasar yang lebih besar dan menawarkan kontrol lebih besar terhadap pasar.

Itu juga akan meningkatkan kemungkinan bahwa negara-negara yang berpartisipasi tidak akan menipu atas bagian mereka dalam pengurangan produksi. Sisi positifnya bagi produsen A.S. adalah bahwa mereka mendapatkan manfaat harga yang lebih tinggi tanpa memotong produksi mereka sendiri. (WK)