JAVAFX – Harga minyak mentah mencatat penyelesaian tertinggi dalam perdagangan sekitar dua bulan terakhir ini pada hari Kamis (21/11/2019). Minyak menemukan dukungan dari laporan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya kemungkinan akan memperpanjang pengurangan produksi. Selain itu, sentiment positif juga berasal dari keyakinan pasar di sekitar pembicaraan perdagangan AS-China.
OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, kemungkinan setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah sampai pertengahan 2020 ketika mereka bertemu bulan depan, sebagaimana dilaporkan Reuters pada hari Kamis, mengutip sumber-sumber OPEC. Perjanjian yang ada tentang pembatasan produksi berjalan sampai Maret 2020. OPEC dan sekutunya akan bertemu pada 5 – 6 Desember di Wina, Austria.
Pasar berharap para produsen minyak ini setuju untuk memperpanjang batas produksi mereka saat ini melampui bulan Maret 2020. Keyakinan pasar mengemuka setelah Rusia mengisyaratkan akan terus bekerja sama dengan OPEC untuk membatasi produksinya. Pasar juga berharap ada perbaikan signifikan dalam prospek ekonomi global, karena pengurangan OPEC akan terus memiliki dampak terbatas dalam mengangkat harga.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik $ 1,57, atau 2,8%, menjadi menetap di $ 58,58 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX), sementara minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan Januari, naik $ 1,57, atau 2,5%, pada $ 63,97 per barel di ICE Futures Europe. Kedua kontrak minyak mentah bulan depan mencatat kenaikan kedua berturut-turut dan menandai penyelesaian tertinggi sejak 23 September, menurut Dow Jones Market Data.
Dengan hasil perdagangan seperti itu, jelas bahwa sentimen naik sedang memegang kendali. Para pialang bisa mentargetkan kenaikan harga ke $ 58 untuk WTI sebagai resistensi yang masih sulit ditembus. Keyakinan akan kenaikan harga dalam jangka panjang juga ditemukan setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa negosiator perdagangan utama China mengundang rekan-rekannya dari A.S. ke putaran baru pembicaraan tatap muka. Sebelumnya, laporan berita hari Rabu mengatakan negosiasi telah mandek. (WK)