Harga Minyak Naik, OPEC Pangkas Perkiraan Permintaan 2019

0
451
Offshore oil and rig platform in sunrise on frozen sea.

JAVAFX – Harga minyak mentah dalam perdagangan di bursa berjangka AS berakhir lebih tinggi pada Jumat (16/08/2019). Dalam catatan perdagangan sepekan, harga minyak juga naik, dimana para pialang kembali mempertimbangkan melemahnya permintaan minyak dunia ditengah ketidakpastian pasokan dari Timur Tengah dan produksi OPEC.

Ketidak pastian di Timur Tengah membebani lebih besar bagi para pelaku pasar. Secara keseluruhan, pasar terikat dengan serikat pekerja yang diimbangi dengan melemahnya permintaan. Jadi sementara ada kenaikan hari ini dan untuk minggu ini, masih ada tren penurunan dalam jangka panjang.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 40 sen, atau 0,7%, berakhir pada $ 54,87 per barel setelah diperdagangkan setinggi $ 55,67 di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sementara harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan Oktober, naik 41 sen, atau 0,7%, menjadi $ 58,64 per barel di ICE Futures Europe. Secara mingguan, harga minyak mentah WTI mencetak kenaikan sebesar 0,7%, sementara Brent naik 0,2% dari minggu lalu.

Kekhatiran akan permintaan energi global menjadi biang tersapunya harga minyak dunia. Hal ini diyakini juga masih akan menghantui perdagangan dalam jangka pendek. Sebagaimana tersirat dalam laporan bulanan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang disampaikan pada hari Jumat, dalam perkiraan mereka akan ada sedikit penurunan permintaan minyak dunia pada 2019 sebesar 40.000 barel per hari sehingga menjadi hanya 1,1 juta barel. Meski untuk perkiraan pada 2020 tidak berubah pada 1,14 juta barel per hari. OPEC juga memangkas prospek pertumbuhan pasokan non-OPEC pada 2019 dan 2020.

Dalam gambaran yang lebih luas mengungkapkan bahwa ekonomi masih akan berjuang hingga tahun 2020 dimana banyak diyakini banyak orang masih akan melemah. Disisi lain, pembatasan produksi minyak oleh OPEC dan sekutunya nampaknya akan diperlukan untuk membantu menyeimbangkan pasar minyak. Pun demikian, faktor-faktor lain seperti perselisihan perdagangan yang masih berlanjut, akan menjadi periode yang sangat sulit untuk minyak.

Di Amerika Serikat sendiri, dalam laporan terkini oleh Baker Hughes pada hari Jumat melaporkan adanya kenaikan jumlah kilang yang aktif untuk pertama kalinya dalam 7 minggu, naik 6 kilang menjadi sebanyak 770 dalam minggu ini.

Harga minyak mentah jatuh ke pasar bearish, di awal bulan ini, setelah terkoreksi harganya lebih dari 20% dari harga tertinggi baru-baru ini. Sepanjang bulan Agustus saja, minyak mentah WTI mengalami penurunan sebesar 6,5%, sementara Brent turun hampir 10% dalam sebulan.

Minyak telah jatuh selama dua sesi perdagangan terakhir setelah putaran data ekonomi global suram dan pembalikan imbal hasil Obligasi AS pada Rabu. Ini menjadi prasyarat datangnya resesi. Sementara pertempuran dagang AS – Cina yang semakin dalam telah menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Pihak Beijing menegaskan akan melakukan tindakan balasan sebagaimana yang mereka janjikan jika A.S. bersikeras memberlakukan tarif impor baru atas produk Tiongkok mulai September ini. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dikatakan akan melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping dalam waktu dekat guna membahas masalah perdagangan.

Rencana perundingan ini kemungkinan akan menambah harapan spekulatif di sisi pembelian, namun disisi lain juga menyiapkan potensi volatilitas pasar karena sejauh ini terlihat kurangnya kemajuan yang dirasakan dari perundingan-perundingan sebelumnya. Hal ini dapat memperkuat kekhawatiran bahwa perang perdagangan yang berlarut-larut antara dua ekonomi terbesar di dunia semakin kekurangan alternative resolusi. Jika penurunan risiko itu terwujud, minyak mentah kemungkinan akan berada di antara pasar yang lebih terpengaruh karena elastisitas permintaan untuk produk-produk minyak mentah seperti bensin dan diesel, dan hubungan yang berat dengan pasar negara berkembang untuk mendorong pertumbuhan baru. (WK)