Harga Minyak Naik, Berusaha Menembus Batas Krusial

0
90

JAVAFX – Harga minyak mentah melanjutkan kenaikannya dalam perdagangan hari Rabu (09/01). Setelah mengalami penurunan, harga tergoda mendekati level krusial yang jika ditembus bisa menandakan kenaikan lebih lanjut ke depan.

Untuk harga minyak mentah West Texas Intermediate pengiriman Februari naik $ 2,39, atau 5,2%, menetap di harga $ 52,36 per barel. Harga patokan AS ini hanya terpaut beberapa poin dari rata-rata pergerakan harga selama 50 hari di $ 53,50. Garis rata-rata pergerakan harga ini sering menjadi rujukan oleh analis dan pedagang sebagai panduan untuk melihat tren perubahan harga dalam jangka pendek dan panjang. Harga minyak mentah Brent hampir bergerak di atas garis harga rata-rata pergerakan dalam 50 hari di $ 62,43 per barel. Sementara untuk kontrak bulan Maret naik 4,5% ke $ 61,32.

Para pelaku pasar memperingatkan bahwa tren kenaikan harga minyak saat ini menunjukkan daya tahan yang berkelanjutan. Sejak naik pada 13 Desember, harga diperdagangkan pada kisaran $ 52 per barel. Dari perspektif momentum, upaya menguji garis batas pergerakan harga dalam 50-hari adalah indikasi positif untuk naiknya harga secara berkelanjutan.

Sebelumnya, harga telah mencapai level tertinggi dalam catatan perdagangan selama empat tahun di atas $ 76 per barel pada awal Oktober. Namun kemudian harga jatuh dan membawa Minyak kedalam pasar bearish. Fase ini umumnya didefinisikan sebagai mundurnya harga setidaknya 20% dari harga puncaknya, hingga awal November, yang akhirnya ditutup ke $ 42,53 pada Natal. Malam.

Para pelaku pasar memperingatkan bahwa tren kenaikan harga minyak saat ini menunjukkan daya tahan yang berkelanjutan. Sejak naik pada 13 Desember, harga diperdagangkan pada kisaran $ 52 per barel. Dari perspektif momentum, upaya menguji garis batas pergerakan harga dalam 50-hari adalah indikasi positif untuk naiknya harga secara berkelanjutan.

Jika harga menembus keatas dari garis tren jangka pendek, biasanya dilihat sebagai sinyal optimis bahwa dinamika pasar mengalami pergeseran. Dengan kontrak minyak saat ini yang ditutup pada sekitar level tersebut, setidaknya harga minyak telah keluar dari zona pasar bearish.

Kondisi yang demikian ini dipercaya bahwa aset yang telah keluar dari pasar bearish ketika naik 20% dari harga terendah sebelumnya. Sementara bagi pelaku pasar dalam industri ini, melihat suatu aset telah keluar dari zona pasar bearish ketika telah membangun kembali harga tinggi baru di atas puncak harga sebelumnya.

Sejak dilemparkan kebawah pada bulan Oktober lalu, harga minyak mentah jatuh bersama indek saham seperti Dow Jones dan S&P 500. Penurunan harga terjadi di tengah sinyal yang menguat dari melemahnya ekonomi global dan perang dagang antara Cina dan AS. Kondisi ini dianggap sebagai ancaman bagi permintaan jangka panjang untuk minyak mentah. Terlebih jika ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia ini semakin memburuk.

Faktor-faktor itu tampaknya membayangi sinyal positif di bursa minyak mentah, termasuk laporan bahwa OPEC dan sejumlah produsen minyak termasuk Rusia, akan melakukan pengurangan produksi.

Disisi lain, tersiar kabar baru bahwa terjadi kesepakatan perundingan antara pemerintah AS dan China di Beijing. Hal ini membantu meningkatkan harga minyak lebih lanjut. Suatu perkembangan yang ironis, mengingat Donald Trump berkeinginan untuk menurunkan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir.

Naiknya harga tersebut, sedikit terkoreksi setelah data Lembaga Informasi Energi A.S. menunjukkan penurunan yang lebih sedikit dari perkiraan dalam stok minyak mentah AS. (WK)