Harga Minyak Mentah Terindikasi Masih Turun

0
80
Large Offshore oil rig drilling platform at sunset and beautiful sky in the gulf of Thailand

JAVAFX – Setelah dua minggu berselang, harga minyak tengah berusaha menahan gelombang bearish sejak serangan Saudi. Jaminan kerajaan bahwa produksi minyak mentahnya tidak rusak dan tidak akan menyerang Iran membuat harga turun 1% atau lebih pada perdagangan awal pekan ini.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun $ 1,84, atau 3,3%, pada $ 54,07 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent ditutup turun $ 1,79, atau 2,9%, menjadi $ 59,25.

Paska serangan ke Arab Saudi, harga minyak mentah telah menutup gap harga sebelumnya. Awalnya harga melonjak sebanyak $ 8 per barel, baik WTI dan Brent kemudian jatuh dalam penurunan yang lambat tapi persisten selama dua minggu terakhir karena Arab Saudi mengatakan produksinya telah pulih sepenuhnya dari serangan 14 September. Bahkan Arab Saudi menyatakan mereka memiliki kapasitas produksi yang lebih tinggi saat ini daripada sebelumnya.

Dalam perdagangan hari Senin (30/09/2019) harga minyak mentah WTI menetap di 75 sen di bawah harga sebelum serangan $ 54,85. Brent hampir $ 1 di bawah level sebelumnya $ 60,22. Aksi beli semakin tipis sementara aksi jual justru semakin beringas.

Kurangnya respons militer oleh Arab Saudi terhadap Iran, yang dituduhnya sebagai serangan, juga telah menghapus premium perang dari harga minyak.  Meskipun Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman memperingatkan dalam siaran wawancara dengan CBS pada hari Minggu bahwa harga minyak bisa melonjak ke “angka yang tak terbayangkan tinggi” jika dunia tidak bersatu untuk menghalangi Iran. Namun dia menambahkan bahwa dia akan lebih memilih solusi politik daripada solusi militer.

Disisi lain, masa liburan China selama sepekan kedepan diperkirakan akan menjaga harga minyak mentah ditutup pada area positif minggu ini. Harga tertekan dengan prospek ekonomi China yang tenang, meskipun ada indikasi rebound di sektor manufaktur.

Wakil Perdana Menteri China Liu He diperkirakan akan melakukan perjalanan ke AS minggu depan untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan, tetapi pasar tidak memiliki terlalu banyak harapan, mengingat kebimbangan Presiden Donald Trump sejauh ini atas negosiasi.

Sementara Data inflasi jinak dari Jerman, serta pembacaan PMI Chicago terendah kedua dalam empat tahun juga menjaga nada makro dalam minyak terkendali.(WK)