JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(29/8/2017), harga minyak menguat tipis meski badai Harvey masih terlihat pada perdagangan sore ini sehingga penutupan sejumlah kilang minyak AS masih berlangsung karena banjir.
Badai Harvey masih ada dan sedang menerjang di daerah pusat pengolahan minyak dan gas milik AS sehingga kekuatiran bahwa eksplorasi dan produksi pengolahan minyak mentah AS akan menurun di minggu ini karena tutupnya sebagian besar pabrik pengolahan minyak AS tersebut. Badai Harvey sendiri hingga saat ini belum berakhir.
Bahkan Goldman Sachs sendiri menyatakan bahwa kondisi ini mirip ketika badai Katrina dan badai Ike muncul dan menerjang kawasan minyak AS tersebut 1 dekade lalu, dimana harga minyak rata-rata mengalami koreksi sebesar 5 % hingga 6% dan membutuhkan waktu pemulihan kondisi produksi paling cepat 2 hingga 3 pekan.
Faktor datangnya badai Harvey membuat kilang-kilang pengolahan minyak AS banyak yang tutup, sehingga permintaan minyak mentah akan turun. Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Oktober di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat tipis $0,13 atau 0,28% di level $46,70 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah tipis $0,05 atau 0,10% di harga $51,84 per barel.
Pelabuhan minyak di Corpus Christi Texas telah ditutup oleh otoritas pelabuhan setempat. Harga bensin di AS sendiri telah melonjak lebih dari 12% sejak Rabu pekan lalu lebih dari $1,80 per galonnya. Kilang minyak di kota yang dioperasikan oleh Citgo Petroleum, Valero Energy dan Flint Hills Resources juga mulai ditutup dan belum ditentukan waktu dibukanya kembali karena masih dilanda banjir.
Potensi badai Harvey kali ini merupakan badai terbesar dalam 12 tahun terakhir, melintasi daerah kantong minyak dan gas AS dan telah menewaskan 2 penduduk setempat. Di Gulf Coast atau Teluk Meksiko merupakan daerah penting bagi produksi nasional AS karena sekitar 45% kapasitas produksi pengolahan minyak nasional AS dan 51% pengolahan gas AS berada di situ, menurut EIA.
Menurut Biro Keamanan dan Perlindungan Lingkungan AS juga menyatakan bahwa sekitar 13% atau setara dengan 167 ribu barel perhari kapasitas eksplorasi minyak di Teluk Meksiko telah ditutup sementara demi keselamatan.
Menjadi perhatian penting bagi investor minyak bahwa sejak awal tahun ini, harga minyak telah turun sekitar 13%. Ini juga dapat diartikan bahwa harga minyak akan berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel dan support beli di level $46 perbarel.
Kantong-kantong minyak AS sebagian besar sudah ditutup, Baker Hughes juga menyatakan 4 kilang minyak ditutup. Departemen Energi AS juga mulai mempersiapkan cadangan minyak daruratnya untuk antisipasi kurangnya pasokan minyak dalam negeri. Dan mulai esok kita akan melihat seberapa turunnya persediaan minyak pemerintah AS.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: Barrons