JAVAFX – Harga minyak menguat kembali dan berhasil keluar dari tekanan jual pada perdagangan sore ini, sebagai bentuk aksi beli kembali pasca pasokan minyak dunia yang akan turun disertai permintaan minyak Asia yang akan naik.
Pada perdagangan bursa komoditi dari pagi hingga sore hari ini, minyak masih bergerak sedang-sedang saja namun terkesan bergerak dengan sisi belinya kembali sebagai bentuk pertahanan sejenak pasca perdagangan awal pekan kemarin yang berhasil ditutup melemah tajam 2%.
Penguatan kali ini didukung oleh pasokan AS yang kemungkinan akan turun kembali, menandakan bahwa persediaan minyak pemerintah AS menurut EIA mengalami penurunan 8 minggu berturut-turut. Diperkirakan akan turun sebesar 3 juta barel di minggu lalu.
Faktor akan turunnya pasokan minyak AS, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $0,40 atau 0,84% di level $47,77 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,44 atau 0,85% di harga $52,10 per barel.
Seperti kita ketahui bahwa minggu lalu Energy Information Administration atau EIA menyatakan dalam laporan mingguannya bahwa persediaan minyak pemerintah AS sudah turun dalam 7 minggu berturut-turut dan terendah sejak September tahun lalu. EIA menyatakan bahwa stok minyak pemerintah minggu lalu turun 8,9 juta barel. Namun produksi minyak AS mengalami peningkatan 79 ribu barel perhari menjadi 9,502 juta barel perhari dan merupakan produksi harian tertinggi sejak pertengahan 2015 lalu.
Padahal musim berkendara di AS sudah akan mulai berakhir dan anak sekolah sudah akan memasuki musim belajar kembali dan biasanya permintaan minyak di AS akan turun, namun produksi minyak AS malah tambah naik, inilah yang membuat investor kuatir terhadap suplai global akan meninggi. Kontradiksi produksi AS yang naik 13% yang diimbangi dengan persediaan minyak AS yang mengalami penurunan sebesar 13%, membuat investor lagi bingung memastikan langkah tren harga minyak selanjutnya.
Seperti yang dilaporkan oleh Baker Hughes di akhir pekan lalu bahwa kilang minyak di AS telah mengalami pengurangan sebanyak 5 kilang yang di tutup menjadi total 763, ini merupakan penutupan ke 2 dalam 3 minggu terakhir. Pertanda bahwa AS akan mengalami pengurangan produksi minyaknya karena harga yang terus rendah.
Awal pekan kemarin, minyak mengalami tekanan jualnya yang cukup besar setelah investor minyak dunia makin skeptis terhadap langkah OPEC bersama dengan 10 negara non kartel dalam rangka pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari yang mempunyai tingkat kepatuhan yang belum sesuai komitmen.
Hasil rapat OPEC awal pekan semalam menyatakan bahwa komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari tetap akan dipatuhi hingga evaluasi secara resmi yang akan dilakukan 24 November nanti.
Faktor penguatan minyak juga didukung oleh akan naiknya permintaan minyak dari China dan Vietnam yang dimulai bulan depan.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: CNBC.com