Harga Minyak Menguat di Tengah Gelombang Unjuk Rasa Iran

0
197

JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(2/1/2018), harga minyak menguat di tengah gelombang unjuk rasa Iran pada perdagangan sore hari ini sehingga membuat kuatir akan adanya gangguan pasokan minyak dunia.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,12 atau 0,20% di level $60,54 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,09 atau 0,13% di harga $66,96 per barel.

Dalam beberapa hari terakhir ini, kondisi di Iran sedang tidak kondusif akibatdariunjuk rasa masyarakat terbesar dan terlama seperti kondisi kekacauan salah satu negera produsen minyak OPEC yang terbesar telah berlnagsung hampir 5 hari akibat protes rakyat terhadap kekerasan yang dilakukan oleh pemerintahnya.

Hal ini membuat kedua harga minyak di buka di atas level $60 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 dan keduanya masih bertengger di atas level tertinggi 2 setengah tahunnya akibat dari perpanjangan pembatasan pasokan minyak OPEC dan 11 negara non-OPEC sebesar 1,8 juta bph disertai pula oleh tengah ditutupnya beberapa jaringan pipa minyak di Laut Utara dan di Libya.

Namun sejak akhir tahun lalu telah dilaporkan bahwa jaringan pipa minyak Forties di Laut Utara yang memasok minyak dan gas di Inggris telah di pompa dengan kapasitas penuh 450 ribu bph atau sekitar 40% pasokan minyak dan gas ke Inggris dan Eropa lainnya. Sejak 11 Desember lalu, jaringan pipa yang dioperasikan perusahaan kimia Swiss Ineos ini harus ditutup setelah ditemukannya retakan-retakan pada jaringan pipa minyaknya, sehingga harus dilakukan investigasi dan diperbaiki untuk pemulihannya.

Sedangkan jaringan pipa utama minyak Libya yang mengarah ke pelabuhan minyak Es-Sidra Libya, diledakkan kelompok pemberontak sehingga sekitar 50 ribu bph minyak harus ditutup jaringan minyak, namun sejak akhir tahun pekan lalu, jaringan pipa tersebut sudah berjalan normal kembali.

Penguatan harga minyak ini juga didukung oleh laporan EIA atau Energy Information Administrasi yang melaporkan bahwa persediaan minyak AS di pekan lalu mengalami penurunan sebesar 4,6 juta barel. Persediaan minyak mentah AS di luar cadangan strategis nasional tahun ini telah menurun lebih dari 11% daripada tahun lalu. Pemurnian minyak AS mengalami peningkatan kapasitas menjadi 95,7% atau tertinggi sejak Desember 1998. Tingginya kapasitas pemurnian minyak tersebut disebabkan oleh disparitas harga Brent dengan WTI yang melebar.

Penguatan harga minyak juga terjadi setelah EIA melaporkan bahwa produksi minyak AS di pekan lalu mengalami sedikit penurunan dari 9,79 juta bph menjadi 9,75 juta bph. Penguatan juga didukung oleh kemampuan impor minyak China yang juga ikut meninggi di tahun ini.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters