JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(7/8/2017), harga minyak membaik dikala ketidakpastian OPEC jelang pertemuan 2 harinya yang akan diselenggarakan pada awal pekan ini di Abu Dhabi.
Perdagangan akhir pekan lalu sepertinya akan mengakhiri sesi penguatannya sebelumnya namun sebetulnya masih menjadi tanda tanya besar bagi investor karena seperti kita ketahui bahwa sepanjang perdagangan tahun ini, harga minyak dunia sudah mengalami penurunan hampir 4% sejak awal tahun.
Disamping itu Baker Hughes telah menon-aktifkan 1 rig minyak AS dan 2 rig gas di AS sebagai pertanda bahwa produksi minyak AS sedikit diturunkan.
Faktor turunnya jumlah rig yang aktif di Baker Hughes membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup menguat $0,55 atau 1,12% di level $49,58 per barel.
Untuk perdagangan mingguan minyak jenis WTI mengalami penurunan sebesar 0,3%.
Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup menguat $0,41 atau 0,79% di harga $52,42 per barel.
Untuk perdagangan mingguan minyak jenis Brent mengalami penurunan sebesar 0,4%.
Tiada fundamental kepastian yang membuat harga minyak melanjutkan penguatannya, namun sebelumnya harga minyak sempat turun setelah menurut sumber dari Bloomberg, bahwa seorang investor minyak terkemuka, Andy Hall telah melepas investasi lindung nilainya karena harga minyak beberapa waktu lalu naik begitu cepat sehingga kehilangan keuntungan sekitar 30%.
Selain itu faktor sanksi yang tidak terlalu besar kepada Venezuela dari AS juga menjadi salah satu penyebab harga minyak turun.
Venezuela sebagai anggota OPEC dengan kapasitas produksi minyak 2 juta barel perhari tidak jadi dijatuhkan sanksi larangan impor minyak Venezuela oleh AS akibat gejolak politik Presiden Nicolas Maduro, sehingga gejolak akan terganggunya suplai minyak dunia tidak akan terjadi.
Sebelumnya harga minyak didukung oleh laporan Energy Information Administration bahwa stok minyak AS turun lagi dan merupakan penurunan 5 minggu berturut-turut.
Stok minggu lalu turun 1,5 juta barel atau diatas perkiraan pasar 3,1 juta barel.
Persediaan minyak bahan bakar turun 2,5 juta barel atau diatas perkiraan pasar 500 ribu barel sedangkan minyak suling mengalami penurunan 150 ribu barel.
Sejauh ini investor juga sedang galau disebabkan oleh tingginya produksi minyak OPEC di bulan lalu, dimana menurut Reuters bahwa produksi minyak OPEC bulan Juli naik 90 ribu barel perhari, sedangkan menurut Bloomberg bahwa produksi dan pengapalan minyak OPEC naik 210 ribu barel perhari.
Dimana kenaikan produksi tersebut didorong oleh produksi minyak Libya yang melonjak hampir 900 ribu barel perhari.
Investor nampaknya masih menantikan evaluasi OPEC atas komitmennya pada pertemuan minggu depan dimana produksi minyak OPEC telah mengalami peningkatan 200 ribu barel pada bulan lalu dan hanya 78% komitmen pemangkasan produksi 1,2 juta barel perhari dari anggota OPEC baru terlaksana.
Namun seperti kita ketahui bahwa jumlah rig minyak yang aktif menurut Baker Hughes berkurang 1 buah menjadi 765 buah dan 2 rig gas juga ditutup, menandakan bahwa situasi eksplorasi minyak AS sementara ditahan.
Namun data payroll AS yang membaik membuat kepastian bahwa konsumsi bahan bakar AS akan meningkat di bulan depan.
Dukungan kenaikan harga minyak juga datang dari China bahwasanya negeri tersebut telah meningkatkan impor minyaknya di semester pertama tahun ini karena faktor konsumsi dalam negeri yang meningkat.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: BusinessInsider