Harga Minyak Melonjak Setelah Komentar Menteri Energi Arab Saudi

0
86
Offshore construction platform for production oil and gas, Oil and gas industry and hard work,Production platform and operation process by manual and auto function, oil and rig industry and operation.

JAVAFX – Harga minyak melonjak lebih dari 2% pada perdagangan di hari Jumat (07/06/2019), naik lebih jauh dari posisi terendah dalam lima bulan minggu ini di tengah tanda-tanda bahwa OPEC dan produsen lain dapat memperpanjang kesepakatan pengurangan produksi mereka.

Harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 1,35 pada $ 63,02 per barel pada 0757 GMT. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik $ 1,10 menjadi $ 53,69 per barel. Kedua jenis minyak ini tengah menuju kenaikan harian terkuat mereka sejak akhir April.

Lonjakan harga minyak terjadi setelah Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada konferensi industri di St. Petersburg, Rusia, bahwa $ 60 per barel terlalu rendah untuk mendorong investasi di industri. Ditambahkan olehnya bahwa dia tidak ingin meningkatkan produksi Arab Saudi untuk menebus harga minyak yang lebih rendah dan bahwa kembalinya harga minyak mentah sebagaimana saat jatuh pada periode 2014-15 benar-benar tidak dapat diterima.

Kesepakatan OPEC + – Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) plus para produsen lain termasuk Rusia – untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari habis pada akhir bulan.

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia memiliki perbedaan dengan OPEC mengenai apa yang merupakan harga minyak yang adil tetapi Moskow akan mengambil keputusan bersama dengan anggota OPEC mengenai hasil pada pertemuan kebijakan dalam beberapa minggu mendatang.

Falih mengatakan pada hari Jumat negaranya dan Rusia selaras dengan pandangan pasar minyak mereka. Menteri Perminyakan Irak Thamer Ghadhban mengatakan pada hari Jumat bahwa OPEC dan sekutunya kemungkinan besar akan memperpanjang kesepakatan produksi minyak global mereka sampai akhir tahun, kantor berita RIA melaporkan.

Selain pemotongan OPEC +, pasokan juga telah dibatasi oleh sanksi AS terhadap ekspor minyak dari Iran dan Venezuela. Namun, sentimen permintaan masih lemah di tengah tanda-tanda baru dari kemunduran ekonomi global dan perang dagang yang semakin intensif antara Amerika Serikat dan Cina.

Brent sedang menuju penurunan minggu ketiga, turun lebih dari 2%. Dimana pada hari Rabu, Brent dan WTI mencapai nilai terendah sejak pertengahan Januari di $ 59,45 dan $ 50,60, masing-masing, setelah output minyak mentah AS mencapai rekor tertinggi dan stok naik ke level tertinggi sejak Juli 2017.

Produksi minyak AS naik ke rekor 12,4 juta barel per hari (bph) dalam seminggu hingga 31 Mei, Lembaga  Informasi Energi (EIA) mengatakan pada hari Rabu, bahwa persediaan minyak mentah AS melonjak 6,8 juta barel pada minggu yang sama menjadi 483,26 juta barel, level tertinggi sejak Juli 2017.

Perusahaan riset Rystad Energy telah menaikkan perkiraan untuk produksi minyak mentah AS sebesar 200.000 barel per barel, menjadi 13,4 juta barel per hari pada Desember.(WK)