Harga Minyak Melonjak Oleh Sanksi AS Ke Iran

0
90
Offshore oil drilling rig or platform, aerial view, petroleum industry in gulf of mexico

JAVAFX – Harga minyak melonjak pada perdagangan di hari Senin (22/04) di tengah laporan bahwa AS akan mengumumkan akhir pemberian keringanan bagi negara-negara pengimpor minyak Iran. Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Donald Trump untuk mendorong ekspor Iran ke titik nol.

Para pialang kembali dari liburan panjang akhir pekan merayakan Paskah, dimana harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman bulan Mei melonjak $ 1,50, atau 2,3%, menjadi $ 65,50 per barel. Pada perdagangan hari Kamis, harga patokan minyak mentah AS ini naik 0,4% menjadi menetap di $ 64 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak WTI telah naik 0,2% minggu lalu, yang menandai kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut, juga sebagai kemenangan beruntun terpanjang sejak kenaikan tujuh minggu yang berakhir pada 28 Februari 2014.

Sementara harga minyak mentah dunia, Brent untuk kontrak pengiriman bulan Juni naik $ 1,75, atau 2,4%, ke $ 73,72 per barel. Pada hari Kamis, harga naik 0,5% menjadi $ 71,97 per barel di ICE Futures Europe. Brent naik 0,6% untuk minggu ini, tercatat sebagai kenaikan mingguan keempat berturut-turut.

Pada hari Minggu, Washington Post melaporkan bahwa AS akan mengumumkan pada hari Senin ini bahwa pembeli minyak Iran harus mengakhiri impor mereka atau terkena sanksi A.S., mengutip pejabat Departemen Luar Negeri. Laporan ini juga serupa dengan berita di The Wall Street Journal.

Delapan negara telah diberikan keringanan selama 180 hari untuk membeli minyak mentah Iran meskipun ada sanksi AS, tetapi di bawah ketentuan bahwa mereka bergerak ke arah mengurangi pembelian itu dan akhirnya menghentikan impor. Tanggal 2 Mei adalah batas waktu untuk memperbarui keringanan, dan pelanggan terbesar Iran – Cina, India dan Turki – telah mengharapkan keringanan baru.

Senator Republik seperti Ted Cruz  dari Texas telah menekan pemerintah selama berbulan-bulan untuk lebih keras dalam menekan keuangan Iran.

Dengan latar belakang tersebut, harga minyak mentah diperkirakan masih akan tetap naik untuk beberapa waktu kedepan. Pun demikian, kenaikan ini bisa terbatasi dengan kembalinya produksi minyak mentah setelah perjanjian pengetatan produksi antara OPEC dan sekutunya akan berakhir bulan Juni ini.

Memang sanksi terhadap Venezuela dan berakhirnya masa keringanan bagi importir minyak Iran telah berkontribusi untuk memasok kegelisahan baru-baru ini. Sanksi yang lebih ketat terhadap Iran dan Venezuela dapat memicu berakhirnya perjanjian pemotongan produksi di antara anggota dan beberapa anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak. Kesepakatan itu berakhir pada bulan Juni.

Kesepakatan OPEC dan sekutunya ini telah membantu menjaga harga stabil meski terjadi kenaikan produksi AS. Lembaga Informasi Energi AS pada hari Rabu melaporkan bahwa pasokan minyak mentah AS turun 1,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 12 April, terhadap ekspektasi kenaikan 1,8 juta barel, menyusul kenaikan tiga minggu berturut-turut. (WK)