Harga Minyak Melemah Tipis Jelang Badai Irma Melanda Florida

0
121

JAVAFX – Harga minyak melemah tipis jelang badai Irma melanda Florida di akhir pekan nanti, sehingga pada perdagangan sore menjelang malam akhir perdagangan sepekan ini, investor bersikap negatif terhadap harga minyak yang akan terganggu lagi.

Badai Harvey sudah lewat, namun badai Irma sudah melewati wilayah kepulauan Karibia dan sedang mengarah ke Florida, sehingga membuat pengiriman minyak yang melalui Teluk Meksiko juga mulai tertahan. Letak Florida adalah diujung dari pintu masuk Teluk Meksiko, sehingga badai yang lewat kawasan tersebut, maka kapal-kapal besarpun harus merapat ke pelabuhan terlebih dahulu di sekitar Louisiana dan Texas. Dilaporkan ekspor minyak AS mengalami penurunan dari yang kondisi normal 749 ribu barel perhari, sekarang hanya 153 ribu barel perhari akibat badai tersebut.

Diperkirakan bahwa datangnya badai Irma yang akan dilanjutkan badai Jose dan badai Katia, akan membuat situasi ini berlanjut dimana persediaan minyak mentah meningkat karena distribusi ekspor terganggu dan persediaan bahan bakar menurun karena sebagian besar pabrik pengolahan minyak AS yang sebagian besar terletak di kawasan badai tersebut akan tutup. September merupakan musim badai di kawasan minyak tersebut, sehingga memang akan terjadi gejolak harga.

Datangnya badai Irma seakan menguak luka badai Harvey yang belum sembuh dan membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Oktober di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah tipis $0,06 atau 0,12% di level $49,03 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,17 atau 0,31% di harga $54,66 per barel.

Semalam EIA menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS naik sebesar 4,6 juta barel, sebuah angka peningkatan perta sejak 10 minggu sebelumnya yang terus menurun. Badai Harvey ditengarai penyebab peningkatan tersebut, seiring lebih dari 20% produksi pengolahan minyak AS tutup di akhir Agustus tersebut. Sedang persediaan bahan bakar AS turun 3,2 juta barel dan minyak suling persediaannya turun 1,4 juta barel.

EIA menyatakan bahwa tingkat pemanfaatan kilang pengolahan minyak AS di turun 16,9% menjadi 79,7%, persentase terendah sejak 2010. Sedangkan tingkat pemanfaatan kilang eksplorasi di Teluk Meksiko tersebut juga turun menjadi 63,4% dan juga merupakan terendah sejak 2010.

Menjadi perhatian penting bagi investor minyak bahwa sejak awal tahun ini, harga minyak telah turun sekitar 14%. Ini juga dapat diartikan bahwa harga minyak akan berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel dan support beli di level $46 perbarel.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: Energy Digital