Harga Minyak Melemah Seiring Redanya Tensi di Suriah

0
111

JAVAFX – Harga minyak melemah seiring redanya tensi di Suriah pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sebagai bentuk redanya kekhawatiran agresi militer Sekutu yang bisa mempengaruhi jalur pasokan minyak dunia di Timur Tengah.

Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Mei di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,60 atau 0,89% di level $66,79 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,75 atau 1,03% di harga $71,83 per barel.

Meskipun Suriah bukan negara produsen minyak utama dunia, namun letak Suriah sangat strategis bagi lalu-lintas perdagangan minyak, di mana negara tersebut merupakan persimpangan jalur pipa minyak dan gas yang berasal dari belahan Timur dan Selatan yang menuju ke kawasan Barat. Suriah menjadi pusat perhatian dan sekaligus sebagai tempat persengketaan utama saat ini, bahkan sebuah media Rusia melansir bahwa dunia harus segera bersiap diri jelang meletusnya perang dunia ketiga yang akan berawal dari Suriah.

Persengketaan ini tentu membuat investor khawatir terhadap masa depan kelancaran pasokan minyak dunia, sehingga sisi beli minyak sangat kental pada pekan lalu. Dan agresi Sekutu berlangsung di akhir pekan lalu, dan selanjutnya pasca serangan tersebut yang berhasil menghancurkan fasilitas kimia Suriah, serangan langsung berhenti.

Presiden Trump belum akan menyerang lagi, sehingga lambat laun harga minyak juga melemah lagi karena rasa khawatir terhadap terganggunya pasokan minyak dunia juga hilang.

Tekanan harga minyak awal pekan ini juga dipengaruhi oleh naiknya jumlah kilang minyak AS di pekan lalu, sebanyak 7 kilang yang diaktifkan lagi sehingga total yang aktif berjumlah 815 kilang, sebuah jumlah tertinggi sejak Maret 2015. Artinya bahwa produksi minyak AS akan naik lagi di pekan ini. OPEC sendiri memperkirakan bahwa produksi bulan ini akan naik 1,5 juta bph, atau naik 40 ribu bph dibanding bulan lalu.

Padahal produksi kartel dari OPEC di bulan Maret lalu mengalami penurunan sebesar 200 ribu bph menjadi 31,96 juta bph. Produksi minyak Arab Saudi mengalami penurunan sebesar 47 ribu bph menjadi 9,934 juta bph.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC