Harga Minyak Melemah Khawatir Produksi Minyak AS

0
87

JAVAFX – Harga minyak melemah khawatir produksi minyak AS pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini setelah investor melihat produksi minyak AS akan terus meningkat seiring dengan jumlah kilang minyak AS terus bertambah serta persediaan minyaknya yang membukit.

Akhir pekan lalu, Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah kilang minyak yang diaktifkan menjadi 11 buah sehingga total kilang yang aktif sebanyak 844 buah, terbesar sejak Mei 2015 lalu. Ini juga sebagai pertanda bahwa produksi minyak AS akan lebih besar dari 10,7 juta bph seperti laporan EIA pekan sebelumnya. Tentunya ini berarti bahwa produksi minyak AS masih akan naik di pekan depan.

American Petroleum Instittute juga melaporkan bahwa persediaan minyak AS akan mengalami kenaikan sekitar 5 juta barel, lebih besar dari perkiraan semula yang hanya 763 ribu barel. Memang secara final persediaan minyak mentah versi resmi pe erintah belum rilis, namun sepertinya data dari Energy Information Administration tidak jauh berbeda angkanya, sehingga pasokan yang berlimpah tentu akan menekan harga minyak.

Situasi ini membuat spread atau jarak harga antara minyak WTI dengan Brent kembali melebar lebih dari $8 per barelnya, terbesar sejak Desember tahun silam.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,13 atau 0,18% di level $71,18 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,19 atau 0,24% di harga $78,24 per barel.

Sebelumnya harga minyak diinginkan investor untuk naik tajam karena keputusan Presiden Trump tentang Iran di mana embargo Iran akan berlaku kembali. Embargo tersebut berupa pembatasan ekspor minyak Iran dan sekaligus pelarangan kegiatan jasa keuangan dengan Iran. Kelanjutan masalah ini masih belum ada kepastian.

Namun harga minyak cenderung negatif karena penyulingan China mengalami kenaikan signifikan bulan lalu. Sejak awal tahun hingga bulan lalu, produksi penyulingan China telah naik 12% atau setara dengan 12,1 juta bph. Namun sayangnya mulai bulan depan, puluhan tempat penyulingan minyak China akan tutup sebagai akibat turunnya kinerja ekonomi China.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC