JAVAFX – Harga minyak melemah jelang data EIA yang akan rilis nanti malam seakan investor pada perdagangan sore hari ini sedang menantikan hajatan mingguan yang bisa menentukan arah pergerakan harga minyak seminggu kedepan.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,11 atau 0,19% di level $57,51 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,06 atau 0,10% di harga $63,80 per barel.
Meski juga OPEC bersama Rusia pekan lalu setuju untuk memperpanjang komitmen pemangkasan produksi minyak mentahnya hingga akhir 2018 namun sisi kuatir investor atas pengaktifan lagi kilang minyak AS masih cukup menganggu sisi beli minyak karena produksi minyak AS nampaknya masih akan terus membesar.
Dan harga minyak kali ini berada di sisi yang negatif setelah pasar melihat laporan Baker Hughes di akhir pekan lalu bahwa sebanyak 2 rig kembali aktif dan menjadi total sekarang menjadi 749 sehingga hal ini makin menyakinkan bahwa produksi minyak AS akan makin meninggi. Dan tadi pagi American Petroleum Institutes atau API telah mengeluarkan laporan persediaan minyak AS dimana persediaan minyak mentahnya di pekan lalu mengalami 5,5 juta barel, sedangkan persediaan bensin naik 9,2 juta barel serta persediaan minyak bakar dan minyak solar mengalami naik sebesar 4,3 juta barel.
Investor sedang menantikan data resmi persediaan minyak pemerintah AS yang dikeluarkan oleh Energy Information Administration atau EIA, dimana kadangkala antara data EIA dengan data API berseberangan, namun kadang pula sama-sama searah. Seperti dilaporkan EIA pekan lalu bahwa produksi minyak mentah AS, dipekan lalu mengalami kenaikan 24 ribu bph menjadi 9,68 juta bph, angka produksi tertinggi lagi sejak EIA mencatatnya di 1983 atau lebih tinggi juga dibandingkan produksi AS di tahun 70an.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,22 atau 0,38% di level $57,40 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,22 atau 0,35% di harga $63,64 per barel.
Namun pelemahan ini tidak besar karena investor masih melihat laporan bulanan OPEC yang telah berhasil menurunkan produksi menjadi 32,35 juta bph atau turun 300 ribu bph di November. Tingkat kepatuhan produksi minyak OPEC ini melebihi ekspektasi pemangkasan komitmennya sebesar 112% atau naik dari bulan sebelumnya yang hanya 92% dari total 32,50 juta bph.
Goldman Sachs menganggap bahwa 2018 kondisi pasar minyak makin ketat dimana produksi minyak AS sendiri masih sulit dicegah kenaikannya diiringi dengan pembatasan pasokan oleh OPEC dan Rusia, namun Goldman Sachs masih percaya bahwa permintaan minyak dunia masih akan meninggi sehingga Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga minyak, dimana harga Brent naik dari perkiraan awal tahun di angka $58 perbarel menjadi $62 perbarel. Sedangkan harga minyak WTI naik dari $55 perbarel menjadi $57,50 perbarel.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters