JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(8/8/2017), harga minyak melemah dikala ketidakpastian OPEC jelang pertemuan yang akan diselenggarakan di Abu Dhabi selama dua hari.
Pertemuan tersebut telah memicu Kekhawatiran investor terhadap kebuntuan pemecahan persoalan pemangkasan kapasitas produksi minyak.
Seperti terungkap semalam, dimana perdagangan ditutup dengan sisi jualnya sebagai bentuk aksi ambil untung sejenaknya.
Investor sangat khawatir terhadap masa depan dari komitmen pemangkasan produksi minyak OPEC dimana kepatuhan komitmen mereka yang masih rendah.
Faktor persaingan antara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 11 negara produsen minyak non-OPEC dalam mengkalkulasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan 7-9 Agustus di Abu Dhabi.
Seperti kita ketahui akibat dari persaingan tersebut, harga minyak dunia sudah mengalami penurunan hampir 4% sejak awal tahun.
Faktor menantikan hasil meeting OPEC membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup melemah $0,27 atau 0,54% di level $49,31 per barel.
Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup melemah $0,21 atau 0,40% di harga $52,21 per barel.
Sejauh ini investor juga sedang galau disebabkan oleh tingginya produksi minyak OPEC di bulan lalu, dimana menurut Reuters bahwa produksi minyak OPEC bulan Juli naik 90 ribu barel perhari, sedangkan menurut Bloomberg bahwa produksi dan pengapalan minyak OPEC naik 210 ribu barel perhari.
Dimana kenaikan produksi tersebut didorong oleh produksi minyak Libya yang melonjak hampir 900 ribu barel perhari.
Apalagi produksi minyak Libya awal pekan ini sudah mulai pulih. Libya dan Nigeria kemungkinan besar akan diharuskan mengurangi produksinya oleh OPEC agar harga minyak dunia meningkat lagi, dimana tujuan lainnya adalah musim panas di belahan utara bumi sudah akan berakhir sehingga musim bepergian dengan kendaraan akan segera berakhir dan biasanya permintaan bahan bakar kendaraan juga akan berkurang.
Investor nampaknya masih menantikan evaluasi OPEC atas komitmennya pada pertemuan minggu depan dimana produksi minyak OPEC telah mengalami peningkatan 200 ribu barel pada bulan lalu dan hanya 78% komitmen pemangkasan produksi 1,2 juta barel perhari dari anggota OPEC baru terlaksana.
Selain Libya dan Nigeria yang menjadi sorotan di rapat evaluasi kali ini adalah kepatuhan dari Uni Emirat Arab atau UEA yang mana produksi minyak negara tersebut sudah diatas ambang kesepakatan untuk mulai dikurangi eksplorasi dan produksinya.
Beberapa investor sangat yakin bahwa harga minyak dunia bisa naik di bulan ini karena Arab Saudi hanya akan melakukan ekspor minyak 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari sesuai kesepakatan pada rapat di St Petersburg bulan lalu.
Dari sisi permintaan minyak global, Goldman Sachs mengatakan bahwa pada Juni lalu mengalami pertumbuhan yang kuat dan masih percaya pada bulan ini masih akan bagus karena musim berkendara yang masih tinggi.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: BusinessInsider (.com)