JAVAFX – Berita minyak di hari Rabu(24/1/2018), harga minyak melanjutkan sisi penguatannya pada perdagangan malam hari ini dimana ada unsur beli lanjutan yang sudah terjadi sejak semalam seusai pernyataan dari pejabat teras OPEC dan IMF yang menaikkan pertumbuhan ekonomi global di tahun ini.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,23 atau 0,36% di level $63,80 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,25 atau 0,36% di harga $69,28 per barel.
IMF menyatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2018 dan 2019 mengalami kenaikan 0,2% menjadi 3,9% berkat adanya dorongan pemotongan pajak AS akhir tahun lalu. Naiknya pertumbuhan global ini tentu membuat kebutuhan alias permintaan terhadap energi atau minyak akan naik karena produktivitas akan mengalami peningkatan.
Sebelumnya harga minyak berhasil menjaga sisi penguatannya setelah Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih menyatakan sejauh ini bahwa OPEC masih belum memikirkan untuk segera mengakhiri komitmen pembatasan produksi minyak 1,8 juta bph akan diakhiri pada Desember 2018 ini. Al-Falih berharap bahwa setelah akhir Desember 2018, pihak OPEC sebaiknya terus bekerja sama dengan Rusia dan 11 negara produsen minyak lainnya untuk tetap menjaga pasokan minyak dengan stabil.
Al-Falih juga menyatakan bahwa keseimbangan pasokan minyak masih jauh dari harapan yang diinginkan, sehingga dirinya memperkirakan setidaknya keseimbangan tersebut bisa dilihat setelah 2019 nanti. Artinya butuh waktu yang panjang komitmen pembatasan produksi minyak tersebut baru dikatakan berhasil mengatasi masalah kelebihan pasokan.
Selain itu beberapa bank besar dunia menaikkan proyeksi harga minyak. Seperti Bank of America Merryl Lynch menaikkan prediksi harga minyak Brent di tahun ini dari $56 per barel menjadi $64 per barel dan untuk harga minyak WTI naik dari $52 per barel menjadi $60 per barel. Serta diperkirakan juga bahwa pasokan minyak dunia akan mengalami defisit sekitar 430 ribu bph atau lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang defisit 100 ribu bph.
Sedangkan Morgan Stanley menyatakan bahwa defisit pasokan minyak tahun ini akan mencapai 500 ribu bph atau naik dari perkiraan sebelumnya 200 ribu bph dan rata-rata harga Brent di kuartal ketiga bisa $75 per barel dan minyak WTI bisa ke $70 per barel. Goldman Sachs sendiri belum menaikkan target harga kepada dua jenis minyak tersebut, namun menyatakan bahwa keuntungan yang di dapat oleh produsen minyak makin membesar karena biaya produksi minyak saat ini hanya $50 hingga $55 per barelnya.
BNP Paribas juga meningkatkan proyeksi rata-rata harga minyak tahun ini yaitu untuk minyak WTI menjadi $60 per barel dan Brent menjadi $65 per barel. Sedangkan Barclays memperkirakan harga Brent rata-rata di tahun ini mencapai $60 per barel.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters