Harga Minyak Masih Ingin di Area Penguatannya

0
111

JAVAFX – Berita komoditas di hari Jumat(27/10/2017), harga minyak masih ingin di area penguatannya pada perdagangan sore hari akhir pekan ini dimana potensi pernyataan dari Arab Saudi dapat mengimbangi besarnya peningkatan produksi dan ekspor minyak dari AS hingga akhir pekan ini.

Sebetulnya pasar sempat sempat resah dengan laporan dari Energy Information Administration atau EIA di pekan ini bahwa persediaan minyak mentah pemerintah mengalami kenaikan sebesar 856 ribu barel di pekan lalu. Sedangkan minyak bensin dan minyak suling juga mengalami penurunan persediaan.

EIA juga menyatakan bahwa eksplorasi produksi minyak mentah AS juga kembali meningkat 1,1 juta bph menjadi 9,5 juta bph dan ekspor juga berada rata-rata dalam 4 minggu terakhir sekitar 1,7 juta bph serta kapasitas terpasang produksi pengolahan minyak mentah atau refinary AS naik 4,3% dibanding bulan sebelumnya. Inilah yang membuat disparitas WTI dengan Brent meningkat 6,7% di angka $6,68 sehingga memicu produksi minyak AS karena permintaan minyak WTI yang meningkat.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,07 atau 0,13% di level $52,57 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,10 atau 0,17% di harga $59,20 per barel.

Sebelumnya minyak Brent yang meningkat tajam setelah putera mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menyatakan bahwa kerajaan akan sangat mendukung keinginannya agar harga tetap berada di level tinggi dengan mempertahankan posisi pasokan dan produksi yang dapat menyeimbangkan pasar.

Pernyataan Pangeran Mohammed bin Salman seolah menyepakati sebelumnya yang diungkap oleh Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih menyatakan bahwa Arab Saudi tetap akan menjaga suplai atau pasokan harga minyak dunia agar harga minyak tidak mengalami penurunan kembali. Al-Falih juga berucap bahwa bila komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph bersama dengan OPEC bersama dengan 11 negara produsen minyak non-OPEC berakhir, maka Arab Saudi masih bersedia mengendalikan ekspor dan produksi minyaknya.

Seperti kita ketahui bahwa Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar di dunia, dan mempunyai komitmen pemangkasan produksi 1,8 juta bph hingga akhir Maret tahun depan. Sejauh ini, Arab Saudi bersama Rusia sangat setuju bahwa akan ada perpanjangan waktu tentang komitmen pemangkasan minyak tersebut hingga akhir tahun depan. Putin awal bulan ini menyatakan bahwa Rusia juga akan senada dengan Arab Saudi tentang penjagaan pasokan minyak dunia.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Pakistan Today