Harga Minyak Masih di Area Penguatannya

0
112

JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(18/10/2017), harga minyak masih di area penguatannya pada perdagangan sore hari ini dimana potensi rally masih terlihat dengan dukungan menantikan data persediaan minyak mentah AS yang kelihatannya masih akan mengalami penurunan yang menandakan produksi minyak mentah AS menurun.

Penguatan harga minyak sejauh ini juga dibantu oleh laporan tadi pagi dari American Petroleum Institute yang menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS di pekan lalu mengalami penurunan sebesar 7,130 juta barel, sedangkan minyak bensin mengalami kenaikan persediaan sebesar 1,94 juta barel dan minyak bakar solar mengalami kenaikan persediaan 1,64 juta barel.

Pasar tinggal menantikan data resmi pemerintah yang akan disampaikan EIA nanti malam. Kadangkala antara data dari EIA dengan API tidak sama hasilnya.

Selain itu dukungan penguatan harga minyak masih datang dari Impor minyak mentah China masih tinggi dan meningkat menjadi 9 juta bph di akhir September yang disebabkan oleh naiknya pertumbuhan ekonomi China di tahun ini yang akan meningkat dari 6,9% menjadi diatas 7%, sehingga berarti konsumsi energinya akan terus tumbuh lebih besar. China juga berkomitmen akan membeli 5% saham Saudi Aramco dalam waktu dekat ini.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,14 atau 0,27% di level $52,02 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,33 atau 0,57% di harga $58,21 per barel.

Harga minyak juga didukung oleh situasi di Kirkuk yang merupakan kota minyak di wilayah Kurdi masih memanas seiring dengan penguasaan kota tersebut oleh pasukan pemerintah pusat sehingga sedikit dikuatirkan 600 ribu bph distribusi minyak dari daerah tersebut bisa terganggu sewaktu-waktu. Sebetulnya pasar takut bila tiba-tiba aliran pipa minyak asal Kurdi tersebut ditutup oleh Turki sebagai sahabat Irak. Jalur pipa tersebut bisa memompa kurang lebih 600 ribu bph tersebut sehingga dapat menganggu pasokan minyak ke Eropa.

Kondisi Iran nampaknya akan mengalami pembatasan produksinya sekitar 1 juta bph kembali setelah Presiden Trump menolak untuk setuju bahwa Teheran mematuhi kesepakatan nuklir meski badan penilai menyatakan bahwa Iran telah mematuhi segala perintah PBB tersebut. Butuh waktu 60 hari kedepan lagi bagi Iran untuk mendapatkan kepastian kepatuhan tersebut, sehingga dikuatirkan pasokan minyak dunia menjadi berkurang.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Financial Tribune