JAVAFX – Berita komoditas di hari Jumat(8/12/2017), harga minyak masih dalam ruang aksi beli kembali pada perdagangan sore hari ini harga minyak WTI dan Brent bergerak serasi namun kedua jenis minyak ini nampaknya ingin bergerak dan berirama ke sisi penguatannya dengan dukungan dari China.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,03 atau 0,05% di level $56,72 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,06 atau 0,10% di harga $62,26 per barel.
Impor minyak China telah mengalami kenaikannya di bulan lalu dimana menurut laporan dari Beijing bahwa impor minyak bulan November menjadi 37,04 juta ton atau 9,01 juta bph menunjukkan rekor tertinggi kedua tahun ini. Impor minyak China akan terus meningkat dalam beberapa tahun kedepan dan ini membuat China akan bergantung kepada impornya.
Riset BMI memperkirakan bahwa ketergantungan impor minyak China telah alami peningkatannya dari angka 68% di tahun ini, dan akan terus berkembang hingga mendekati angka 80% ketergantungan China kepada impor pada tahun 2021 nanti. Sedangkan Jefferies sebuah bank investasi dari AS memperkirakan bahwa 2018 nanti pertumbuhan permintaan minyak dunia akan sebesar 1,5 juta bph dimana sekitar 10% -nya akan didapat dari permintaan China.
Sebelumnya terjadi kekuatiran investor setelah EIA menyatakan bahwa produksi minyak mentah AS mengalami kenaikan lagi sebesar 25 ribu bph menjadi 9,7 juta bph, angka produksi tertinggi lagi sejak EIA mencatatnya di 1983. Dan persediaan minyak mentah pemerintah mengalami penurunan sebesar 5,6 juta barel. Penurunan ini disebabkan oleh terganggunya jalur pipa minyak Kanada ke AS yang beberapa pekan ini kebetulan ada penutupan hampir seminggu lamanya. Sedangkan persediaan bensin mengalami kenaikan sebesar 6,8 juta barel serta persediaan solar dan minyak pemanas juga mengalami kenaikan sebesar 1,7 juta barel.
Kapasitas terpasang kilang penyulingan AS mengalami kenaikan dari 92,6% menjadi 93,8%, menandakan kegiatan penyulingan minyak AS terus alami peningkatan dan membuat persediaan bensin dan minyak solar di AS menjadi membesar sehingga dikuatirkan investor akan ada penurunan permintaan konsumsi dimana hal ini merupakan kejadian yang tidak biasa ada ketika memasuki bulan Desember, sehingga investor cemas akan pasokan minyak yang berkelebihan dikemudian hari dimana kapasitas penyulingan akan turun sehingga harga mempunyai tren yang negatif hingga akhir tahun.
Namun beruntung penahan tekanan harga minyak setelah OPEC melaporkan telah berhasil menurunkan produksi bulanannya menjadi 32,35 juta bph atau turun 300 ribu bph di November. Tingkat kepatuhan produksi minyak OPEC ini melebihi ekspektasi pemangkasan komitmennya sebesar 112% atau naik dari bulan sebelumnya yang hanya 92% dari total 32,50 juta bph. Hal ini bisa diartikan bahwa komitmen OPEC akan dijaga penuh agar harga minyak dunia tidak turun drastis.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters