Harga Minyak Lanjutkan Penurunan

0
88
An oil rig situated in the ocean exploring for oil and gas. The oil rig is flaring LNG. Wide angle view of the oil rig on a calm ocean. Yellow and orange clouds at sunset.

JAVAFX – Harga minyak mentah AS dalam perdagangan awal minggu ini bergerak turun pada hari Senin (29/04). Melanjutkan penurunan dari perdagangan di hari Jumat yang diperbarui minggu lalu, setelah Presiden AS Donald Trump meminta agar OPEC meningkatkan produksi guna melunakkan perjanjian penguatan AS terhadap Iran.

Sementara dalam perdagangan minyak mentah berjangka Brent , diperdagangkan di $ 71,80 per barel turun 35 sen, atau 0,5 %, dari penutupan terakhir mereka. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS $ 62,91 per barel, turun 39 sen, atau 0,6 persen. Kedua harga patokan minyak mentah ini turun sekitar 3 % di sesi sebelumnya.

Harga minyak terpukul setelah Presiden AS Donald Trump telah berbicara dengan Arab Saudi tentang upaya mengurangi ekspor minyak Iran dengan meningkatkan aliran di tempat lain. Trump menyatakan di hari Jumat bahwa ia menelepon Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mengatakan kepada kartel untuk mengganti harga minyak.

Akibatnya aksi jual terjadi, menggerus kenaikan harga minyak yang telah naik 40 % sejak awal tahun. Kenaikan harga minyak mentah mendapatkan momentum pada bulan April setelah Trump memperketat sanksi terhadap Iran dengan semua yang sebelumnya dimiliki oleh pembeli utama di Asia.

Para pialang mengatakan bahwa pasar mengalihkan fokusnya pada rencana pasokan sukarela yang dipimpin oleh klub produsen yang disetujui Timur Tengah, OPEC sejak awal tahun. Upaya pemangkasan ini didukung oleh beberapa produsen non-OPEC, terutama Rusia. Pun demikian, kerjasama ini mungkin tidak akan bertahan paska pertemuan OPEC dan sekutunya pada Juni nanti.

Rusia mengatakan akan dapat memenuhi kebutuhan minyak China karena Beijing meminta penggantian pasokan minyak yang sebelumnya mereka beli dari Iran. Rusia mengeluarkan alasan untuk meningkatkan produksi. Rusia juga berharap mampu memulihkan pasokan minyak ke Eropa Tengah dan Barat dalam dua minggu, setelah mereka tangguhkan pada pekan lalu karena masalah kualitas minyak mentah. (WK)