JAVAFX – Harga minyak diruang aksi ambil untung pada perdagangan minyak jelang sore hari ini dengan pemicu pelemahan ini setelah produksi minyak AS sepertinya masih akan meninggi kembali.
Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,28 atau 0,45% di level $62,06 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Mei di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,31 atau 0,47% di harga $65,90 per barel.
Akhir pekan lalu, harga minyak mengalami kenaikan yang cukup signifikan meskipun Baker Hughes menyatakan ada 4 kilang minyak AS yang diaktifkannya kembali sehingga total rig atau kilang minyak AS yang aktif berjumlah 800 buah. Angka rig tersebut lebih besar daripada jumlah rig setahun sebelumnya dengan jumlah 631 buah rig yang aktif.
Ini pertanda bahwa pasokan minyak dunia akan berlebihan dengan dorongan produksi minyak dari AS yang akan terus meningkat. Badan Energi Internasional atau IEA menyatakan bahwa pasokan minyak global meningkat pada bulan Februari sebesar 700 ribu bph dari tahun lalu menjadi 97,9 juta bph. IEA juga mengatakan pasokan dari produsen minyak di luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC telah tumbuh sebesar 1,8 juta bph dibandingkan tahun lalu yang mencapai 760 ribu bph. Produksi non-OPEC ini dipimpin oleh produksi AS merupakan yang terbesar.
Menurut IEA bahwa kenaikan pasokan ini akan lebih besar daripada perkiraan pertumbuhan permintaan yang tahun ini hanya bisa mencapai 1,5 juta bph, sehingga akan ada kelebihan pasokan hanya dari produksi mingak di luar OPEC. Badan tersebut juga melaporkan bahwa persediaan minyak komersial di negara-negara industri naik pada Januari untuk pertama kalinya dalam 7 bulan ini.
Pekan lalu, EIA menyatakan bahwa 7 lokasi kilang utama di AS mengalami kenaikan produksi sebesar 131 ribu bph menjadi 6,954 juta bph, yang artinya bahwa pekan ini produksi minyak AS akan naik lagi. Kondisi negatif ke harga minyak karena produksi AS ini akan menghalangi upaya OPEC untuk membatasi pasokan minyak dunia.
Seperti kita ketahui bahwa pekan lalu produksi minyak AS naik lagi menjadi 10,380 juta bph. IEA sendiri memperkirakan bahwa kenaikan produksi minyak AS bisa menjadi 12,3 juta bph dan tentu ini adalah negara yang mempunyai produksi minyak terbesar di dunia dan akan menjadi negara swasembada energi. Serta persediaan minyak pemerintah AS di pekan lalu masih naik lagi kurang lebih 5 juta barel.
Selain itu masalah pengurangan defisit perdagangan AS terhadap China sebesar $100 milyar, juga membuat perubahan mood investor bahwa kondisi industri China akan melemah sehingga permintaan impor minyak dari China nantinya juga akan mengalami penurunan.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC