Harga Minyak Diambang Koreksi Tipis

0
100

JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(23/10/2017), harga minyak diambang koreksi tipisnya pada perdagangan sore hari awal pekan ini dimana potensi disparitas antara akan tingginya ekspor minyak AS serta pasokan minyak yang akan kekurangan akibat dari permintaan impor dengan terbatasnya produksi minyak Timur Tengah.

Tingginya permintaan minyak China dan India juga mempengaruhi pergerakan pasar hari ini. Sebelumnya pasar minyak gembira karena impor minyak China bulan lalu mencapai rata-rata 8,5 juta bph, dan merupakan impor terbesar didunia. Tingginya permintaan ini disebabkan oleh turunnya produksi dalam negeri China, peningkatan akses terhadap impor dan ekspor untuk penyulingan independen serta pembangunan cadangan minyak strategis, ungkap Barclays.

Impor minyak India juga meningkat sekitar 4,2% dibandingkan bulan menjadi 4,83 juta bph di September sehingga India merupakan pengimpor terbesar ke 3 didunia.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,16 atau 0,31% di level $52,00 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,04 atau 0,07% di harga $57,71 per barel.

Setelah sebelumnya harga minyak turun tajam yang disebabkan akan kembali normalnya produksi minyak Irak sekitar 600 bph pasca pendudukan kembali wilayah Kirkuk oleh pasukan militer pemerintah pusat Irak. Namun ternyata menurut situasi terakhir dari pelabuhan minyak Turki di Ceyhan, bahwa pengiriman minyak dari Kurdi hanya 216 bph, sehingga dikuatirkan pasokan minyak dunia masih dapat kekurangan.

Seperti kita ketahui bahwa setelah referendum Kurdi yang ingin melepaskan diri dari Irak pada 25 September lalu dan mendapatkan tentangan keras dari Irak dan Turki, situasi di Kirkuk yang merupakan kota minyak di wilayah Kurdi mulai menegang. Sejauh ini akhir pekan lalu, pasukan pemerintah pusat berhasil merebut 2 lagi kilang minyak sehingga diharapkan awal pekan ini pengiriman menjadi normal lagi.

Namun dilaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersial AS telah turun 15% sejak Maret lalu menjadi sekitar 456,5 juta barel, dimana sebagian besar cadangan minyak ini diekspor keluar AS karena permintaan minyak WTI mengalami peningkatan ketika disparitas antara WTI dengan Brent terus melebar. Pasokan minyak AS nampaknya akan menurun lebih dalam setelah 7 rig pekan lalu dinonaktifkan lagi.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Business Insider