JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(25/10/2017), harga minyak di ruang aksi ambil untungnya pada perdagangan sore hari ini dimana potensi pernyataan Arab Saudi serta penantian data resmi persediaan minyak pemerintah AS membatasi pergerakan minyak untuk lebih fluktuasi.
Sisi penahan koreksi besar dari harga minyak dibantu oleh sebuah seruan Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih menyatakan bahwa Arab Saudi tetap akan menjaga suplai atau pasokan harga minyak dunia agar harga minyak tidak mengalami penurunan kembali. Al-Falih juga berucap bahwa bila komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph bersama dengan OPEC bersama dengan 11 negara produsen minyak non-OPEC berakhir, maka Arab Saudi masih bersedia mengendalikan ekspor dan produksi minyaknya.
Seperti kita ketahui bahwa Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar di dunia, dan mempunyai komitmen pemangkasan produksi 1,8 juta bph hingga akhir Maret tahun depan. Sejauh ini, Arab Saudi bersama Rusia sangat setuju bahwa akan ada perpanjangan waktu tentang komitmen pemangkasan minyak tersebut hingga akhir tahun depan.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,18 atau 0,34% di level $52,29 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,01 atau 0,04% di harga $58,33 per barel.
Tadi pagi API atau American Petroleum Institute melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS di minggu lalu mengalami kenaikan sebesar 519 ribu barel, sedangkan minyak bensin dan solar mengalami penurunan sebesar 5,753 juta barel dan minyak suling atau minyak destilasi mengalami penurunan sebesar 4,949 juta barel.
Pasar nanti menantikan situasi persediaan minyak versi pemerintah yang akan dilaporkan EIA nanti malam yang biasanya terjadi data yang berseberangan dengan data dari API tersebut. Minggu lalu, EIA menyatakan bahwa produksi pengolahan mengalami penurunan 4,7% menjadi sekitar 84,5% dari kapasitas normalnya sehingga ini merupakan produksi terendah sejak 2011. Sedangkan produksi minyak mentah AS turun 11% menjadi 8,4 juta bph, terendah sejak Juni 2014 lalu.
Ekspor minyak AS sudah lebih dari 2 juta bph sehingga dikala eksplorasi minyak mentah AS berkurang, maka cadangan minyaklah yang diambil untuk ekspor. Selain itu, situasi penutupan kilang minyak di minggu lalu bertambah 7 rig, sehingga pasar melihat bahwa penurunan tersebut bukan sebagai penghematan, namun sebagai bentuk efisensi karena ada kilang yang tidak produktif serta kemampuan shale minyak AS yang mempunyai biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Alamy