Harga Minyak Bukukan Kenaikan Paska Serangan Drone

0
83
An oil rig situated in the ocean exploring for oil and gas. The oil rig is flaring LNG. Wide angle view of the oil rig on a calm ocean. Yellow and orange clouds at sunset.

JAVAFX – Harga minyak di bursa berjangka membukukan kenaikan pada perdagangan Selasa (14/05/2019) di tengah laporan serangan terhadap fasilitas utama Arab Saudi. Hal ini mendorong naiknya akan pasokan minyak mentah dan mendorong harga minyak WTI A.S. naik untuk pertama kalinya dalam empat sesi perdagangan terkini.

Dalam pemberitaan, Arab Saudi mengatakan pesawat nirawak atau drone yang dikemas dengan bahan peledak menyerang dua stasiun pompa milik perusahaan minyak negara Aramco, menurut laporan dari media lokal dan Associated Press.

Arab Saudi mengatakan pesawat tak berawak menyerang salah satu jaringan pipa minyaknya ketika serangan lain menargetkan infrastruktur energi di tempat lain di kerajaan itu pada Selasa, tak lama setelah pemberontak Yaman mengklaim serangan pesawat tak berawak terkoordinasi pada kekuatan Sunni.

Harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan Juli, naik $ 1,01, atau 1,4%, ke $ 71,24 per barel di ICE Futures Europe. Penurunan yang terjadi pada hari Senin telah mengakhiri kenaikan harga secara beruntun dalam tiga sesi. Sementara dalam perdagangan di bursa NYMEX, harga minyak mentah WTI untuk pengiriman Juni naik 74 sen, atau 1,2%, ke $ 61,78 per barel.

Penutupan perdagangan di hari Senin pada harga $ 61,04 adalah yang terendah untuk kontrak bulan depan sejak 29 Maret. Harga di sesi itu menyerah kenaikan sebelumnya yang mengikuti serangan nyata pada kapal tanker minyak mentah Saudi, karena penurunan tajam di pasar saham AS memicu penolakan terhadap apa yang disebut aset berisiko, termasuk minyak. Pasar saham mengalami penguatan kembali pada perdagangan di hari Selasa.

Kantor berita pemerintah Saudi mengutip pernyataan Menteri Energi Khalid al-Falih mengatakan pada hari Selasa bahwa Aramco telah menghentikan pemompaan pada pipa Timur-Barat sampai kerusakan dievaluasi, tetapi produksi dan ekspor terus berlanjut tanpa gangguan, sebagaimana diberitakan Reuters.

Seorang ahli energi independen, Anas Alhajji mengatakan bahwa serangan terhadap stasiun pompa dari pipa Timur-Barat di Arab Saudi adalah signifikan. Ini mencerminkan kesadaran bahwa pipa-pipa ini menggantikan jalur melalui Selat Hormuz. Dengan kata lain, pipa-pipa ini mengurangi kemampuan Iran untuk mempengaruhi aliran minyak di kawasan Selat.

Perdagangan di bursa sendiri berlangsung fluktuasi sejak perdagangan hari Senin, dimana al-Falih mengeluarkan pernyataan bahwa ada “kerusakan signifikan” pada dua kapal tanker, ketika kapal-kapal itu mencoba menyeberang ke Teluk Persia Minggu pagi, waktu setempat,  sebagaimana dimuat oleh The Wall Street Journal.(WK)