Harga Minyak Brent Terkoreksi Dengan Naiknya Ekspor Irak

0
21018

JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(20/11/2017), harga minyak Brent terkoreksi dengan pemicu naiknya ekspor minyak Irak pada perdagangan awal pekan sore hari ini dengan informasi bahwa ekspor minyak via jalur pipanya ke Turki telah perlahan-lahan naik kembali pasca ditutup yang disebabkan pemeliharaan dan konflik militer di Kurdi.

Ekspor minyak Irak melalui jalur pipa Kirkuk ke Ceyhan Turki telah mencapai 270 ribu bph sehingga ini sedikit menggangu harga minayk yang tenang pasca Baker Hughes melaporkan tidak ada penambahan kilang minyak AS yang aktif di akhir pekan lalu.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,04 atau 0,07% di level $56,59 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,28 atau 0,45% di harga $62,44 per barel.

Sebetulnya rasa optimis akan harga minyak masih bisa naik dengan melihat terhadap agenda pertemuan di Wina pada 30 November nanti, dimana dapat dipastikan akan terjadi perpanjangan waktu komitmen tersebut hingga akhir 2018 setelah sebelumnya berakhir Maret 2018, demikian ungkap Sekjen OPEC Mohammad Barkindo awal pekan itu.

Rusia sendiri awal pekan lalu sempat tidak akan ikut dalam perpanjangan waktu pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph tersebut, namun karena produksi minyak AS yang terus bangkit, menyebabkan kekuatiran tersendiri terhadap masa depan harga minyak dunia, sehingga akhir pekan lalu diputuskan bahwa Rusia akan mengikuti irama kebijaksanaan Arab Saudi.

Barkindo juga menyatakan meski pasokan minyak AS makin membesar, namun produksi minyak OPEC makin mengecil dan didukung pula permintaan minyak dunia yang meningkat khususnya dari pasar Asia dan Eropa, sehingga OPEC sangat yakin bahwa pasokan minyak dunia akan segera menempati porsi yang seimbang antara permintaan dengan penawarannya. OPEC juga menaikkan perkiraan permintaan minyaknya dimana dunia membutuhkan pasokan minyak OPEC sebesar 33,42 juta bph di tahun depan, dan ini berarti ada kenaikan permintaan minyak mentah OPEC sebesar 260 ribu bph.

Bahkan dengan usaha dari OPEC membuat proyeksi harga minyak ditahun depan menurut ABN Amro diperkirakan bisa mendekati $75 perbarelnya. ABN Amro sangat yakin bahwa komitmen ini akan dijaga oleh Rusia dan Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar di dunia. Morgan Stanley juga berkeyakinan bahwa harga minyak dunia sedang menantikan pertemuan akhir bulan nanti, bila investor terlalu lama menunggu kepastian perpanjangan waktu tersebut, bisa membuat investor minyak juga akan mulai meninggalkan sisi belinya lagi seperti di perdagangan awal pekan ini.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters