Harga minyak turun sedikit di hari Jumat dalam kisaran perdagangan yang sempit menjelang pertemuan negara-negara konsumen untuk membahas rilis baru cadangan minyak darurat di samping rilis besar yang direncanakan oleh Amerika Serikat. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 40 sen menjadi $99,89 per barel pada 11:37 WIB setelah diperdagangkan setinggi $101,75. Sebelumnya, harga merosot 7% pada hari Kamis. Pada perdagangan di bursa berjangka, minyak mentah Brent turun 8 sen menjadi $104,63 per barel, setelah turun 5,6% pada hari Kamis. Kontrak Mei berakhir pada hari Kamis di $ 107,91.
Rilis AS yang direncanakan menyebabkan penurunan pada hari Kamis. Pada hari Jumat, dua kontrak acuan masing-masing menuju kerugian mingguan sekitar 13%, terbesar dalam dua tahun. Negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) akan bertemu di hari Jumat untuk membahas pelepasan minyak darurat lebih lanjut yang akan mengikuti pakta 1 Maret mereka untuk melepaskan sekitar 60 juta barel.
Pada hari Kamis, Presiden AS Joe Biden mengumumkan pelepasan 1 juta barel per hari selama enam bulan, mulai Mei. Itu akan menjadi rilis terbesar yang pernah ada dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS. Tujuannya adalah untuk menebus pasokan minyak yang terganggu dari Rusia, yang terkena sanksi setelah invasinya ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai “operasi khusus” untuk melucuti senjata tetangga baratnya.
Jika rilis diperkecil, volume yang dikirim kurang atau bahkan ditunda dari pernyataan Gedung Putih sebelumnya maka harga minyak bisa berbalik. Tak heran bila saat ini para pialang menunggu untuk melihat berapa banyak minyak yang disetujui negara-negara IEA yang akan dirilis, meski tidak banyak mengharapkan bahwa hal ini akan berdampak dalam jangka panjang di pasar. Berkaca dari rilis SPR sebelumnya, dimana membutuhkan waktu untuk mencapai pasar dan ternyata hanya berdampak kecil pada harga.
Joe Biden meminta produsen AS untuk meningkatkan produksi, analis ANZ mengatakan rilis SPR besar-besaran sebenarnya dapat menjadi bumerang dan mencegah produsen mengebor lebih banyak. Skala rilis yang diusulkan cukup besar untuk sebagian besar, atau bahkan sepenuhnya, mengisi defisit pasokan di pasar minyak mentah untuk suatu periode. Tindakan tersebut kemungkinan akan membatasi harga untuk periode itu, setelah itu pasar akan bergantung pada OPEC+ untuk meningkatkan produksi.
OPEC+, sendiri tetap pada rencana untuk menambah pasokan 432.000 barel per hari pada bulan Mei, meskipun ada tekanan barat pada Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk menggunakan kapasitas cadangan mereka untuk meningkatkan keluaran lebih lanjut.
Lebih lanjut sentiment yang diperkirakan akan membebani minyak berjangka, adalah tindakan pusat komersial China di Shanghai yang memperpanjang penguncian di distrik timurnya, sementara bagian barat ditutup sesuai jadwal. Hal itu memicu kekhawatiran permintaan bahan bakar akan lebih melemah.