Harga Minyak Berusaha Tidak Terlalu Tertekan Lagi

0
96
Harga Minyak Dunia

JAVAFX – Berita minyak di hari Jumat(2/3/2018), harga minyak berusaha tidak terlalu tertekan lagi pada perdagangan minyak jelang sore hari ini karena investor melihat dolar AS masih bisa menguat mengingat kebijakan fiskal baru dari AS dapat memicu inflasi.

Alhasil hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,06 atau 0,10% di level $60,93 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak April di pasar ICE Futures London sementara menguat $0,04 atau 0,06% di harga $63,87 per barel.

Presiden Trump semalam menyatakan akan memberlakukan tarif bea masuk yang baru bagi produk baja dan alumunium yang mulai digunakan pekan depan, sehingga pasar saham Asia dan Eropa juga bergoyang negatif di mana investor membacanya bahwa sektor manufaktur AS kemungkinan besar akan mengalami penurunan produksinya dan membuat aktivitasnya turun sehingga permintaan bahan balar kemungkinan akan berkurang.

Beruntung memang dolar AS mengalami tekanan sehingga harga minyak sendiri tidak terlalu tertekan. Seperti kita ketahui bahwa korelasi antara dolar AS dan harga minyak sangat dekat karena usaha beli minyak biasanya menggunakan mata uang AS tersebut. Semakin dolar AS menguat maka usaha beli minyak akan terlihat semakin mahal dan kuantitasnya akan berkurang.

Pemerintah Trump juga sedang memikirkan sanksi baru kepada Venezuela yang biasanya berupa embargo impor minyak Venezuela kepada AS. Washington ingin menekan Presiden Nicola Maduro untuk tidak sewenang-wenang dalam menjalankan pemerintahannya. Kondisi ini tentu akan mengurangi pasokan minyak dunia sehingga investor melihat bahwa harga bisa menguat sejenak.

Harga minyak sebetulnya sudah mulai tertekan sejak International Energy Agency melalui presidennya, Fatih Birol menyatakan bahwa produksi minyak AS pada 2019 akan menjadi yang terbesar melewati produksi minyak Rusia. Itu berarti produksi minyak AS pada 2019 akan lebih dari 11 juta bph.

Menurut EIA bahwa produksi minyak AS naik 13 ribu bph menjadi 10,283 juta bph, dan angka tersebut juga sudah melewati produksi minyak Arab Saudi, di mana menurut Arab Saudi sendiri pada bulan Maret akan menurunkan produksi minyak lagi sekaligus menurunkan jumlah ekspor minyaknya tidak sampai 7 juta bph.

Kondisi ini memberi rasa khawatir bahwa pasokan minyak dunia akan meningkat tajam apalagi beberapa aktivitas industri di China dan Jepang serta AS sedang lesu sehingga permintaan impor minyak dari Asia sepertinya akan berkurang, dan perdagangan bulanan diakhiri dengan area negatif.

Beruntung bagi minyak ada hasil survei Reuters dan Bloomberg yang menyatakan bahwa produksi minyak OPEC bulan lalu mengalami penurunan lagi di 10 bulan berturut-turut. Menurut mereka bahwa produksi minyak OPEC sekarang mencapai 32,28 juta bph atau turun 80 ribu bph. Angka produksi tersebut mendekati level terendah April lalu 31,89 juta bph.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC