JAVAFX – Harga minyak bertahan di sisi beli dan masih di atas level 2 tahun tertingginya pada perdagangan sore hari ini dimana harga minyak WTI dan Brent bergerak serasi ke sisi penguatannya kembali didorong akan membesarnya impor minyak China di tahun depan.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,18 atau 0,30% di level $59,82 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,23 atau 0,35% di harga $66,67 per barel.
Laporan dari pemerintah China bahwa di tahun depan kuota impor minyak China akan ditingkatkan lebih besar daripada tahun 2017 sehingga ini tentu merupakan berita gembira bagi produsen minyak dunia dan menjadikan China sebagai importir minyak terbesar di dunia.
Bulan lalu, impor minyak China mencapai 26,15 juta ton dan merupakan persediaan dengan tingkat terendah dalam 7 tahun, demikian menurut Xinhua, sehingga diharapkan mulai tahun depan akan ada peningkatan yang lebih besar.
Selain itu, penguatan harga minyak masih didukung oleh tutupnya jaringan utama pipa minyak Libya yang memasok minyak ke pelabuhan Es Sidra Libya yang dioperasikan oleh Waha dengan kapasitas 90 ribu bph telah mengalami ledakan yang dilakukan oleh sebuah kelompok militan sehingga untuk sementara pasokan minyak Libya akan mengalami gangguan.
Menurut NOC bahwa jaringan pipa minyak tersebut membutuhkan waktu perbaikan sekitar seminggu lamanya. Selain itu investor juga masih melihat masa pemeliharaan jaringan pipa minyak di Laut Utara sudah mulai usai dengan mulai dipompanya lagi pasokan minyak tersebut meski masih dalam masa percobaannya dengan harapan setelah Tahun Baru nanti jaringan minyak dan gas ke Inggris bisa dipompa secara normal dengan kapasitas 450 ribu bph.
Seperti kita ketahui bahwa 11 Desember lalu jaringan pipa Forties ini ditutup setelah dalam masa pemeliharaan berkala telah ditemukan retakan di pipanya, sehingga grup Ineos yang menjalankan operator jaringan tersebut memutuskan untuk menghentikan pasokan minyak dan gasnya ke Inggris.
Masih tingginya harga minyak juga dipengaruhi oleh ucapan Menteri Minyak Arab Saudi, Khalid al-Falih yang menyatakan bahwa pihaknya masih mempertahankan komitmen pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph atau 2% pasokan minyak dunia hingga akhir tahun depan. Menteri minyak Irak Jabbar al-Luaidi menyatakan bahwa antara pasokan dengan permintaan minyak dunia akan seimbang di akhir kuartal pertama 2018 nanti, atau lebih cepat dari perkiraan OPEC di akhir 2018.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters