JAVAFX – Harga minyak bertahan dari gempuran jual dan masih di sekitar level 2 tahun tertingginya pada perdagangan sore hari ini dimana harga minyak WTI dan Brent bergerak serasi ke sisi penguatan tipisnya dengan kekuatiran jalur pipa minyak Laut Utara yang ditutup lebih lama serta masih tingginya persediaan minyak mentah AS.
Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk ditutup menguat $0,10 atau 0,17% di level $58,00 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Februari di pasar ICE Futures London ditutup menguat $0,06 atau 0,09% di harga $64,45 per barel.
Sisi penguatan minyak Brent didukung oleh gangguan pasokan minyak dari Laut Utara ke Inggris karena jaringan pipa minyak Forties sedang mendapatkan perbaikan sekaligus pemeliharaan yang membutuhkan waktu yang tidak sesaat. Grup Ineos yang menjalankan jaringan pipa tersebut belum memastikan sampai kapan mengakhiri masa pemeliharaan tersebut, terlihat bisa lebih dari 4 minggu sejak 11 Desember lalu. Sejauh ini 40% pasokan minyak dan gas atau setara 450 ribu bph ke Inggris akan terhenti, sehingga tentu bisa menganggu pasokan minyak ke Eropa.
Selain itu penguatan juga didukung oleh Energy Information Administration atau EIA yang semalam melaporkan bahwa persediaan minyak mentah pemerintah AS mengalami penurunan kembali dan masuk minggu ke 5 secara berurutan sebesar 6,5 juta barel. Persediaan bensin naik 1,2 juta barel. Persediaan minyak solar dan minyak pemanas turun 769 juta barel. EIA juga menyebutkan bahwa Cadangan Minyak Strategis AS menjadi 436,5 juta barel, terendah sejak Oktober 2015.
Kapasitas terpasang dari penyulingan di AS pekan lalu sedikit diatas rata-rata Desember naik menjadi 94,5%. Produksi minyak AS sendiri sekarang sekitar 9,74 juta barel per hari, sedikit dibawah produksi minyak Arab Saudi 10 juta bph dan Rusia 11 juta bph. Selain itu investor masih kuatir dengan produksi minyak dunia di awal kuartal 2018 dimana akan terjadi kelebihan pasokan sekitar 200 ribu bph, namun memasuki kuartal kedua di 2018 pasokan minyak dunia akan turun sebesar 200 ribu bph, sehingga sisi beli yang terjadi juga tidak begitu besar.
Menteri Minyak Arab Saudi, Khalid al-Falih menyatakan bahwa akhir dari komitmen pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph masih terlalu dini untuk dibicarakan kelanjutannya setelah pertengahan 2018. Sedangkan Menteri Minyak Kuwait, Bakhit al-Rashidi menyatakan bahwa pencapaian komitmen pembatasan pasokan minyak OPEC dan non-OPEC mencapai 122% dan merupakan pencapaian komitmen tertinggi sejak Januari lalu.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters