JAVAFX – Pasar ekuitas global stabil setelah serangan pesawat tak berawak tetapi tetap dalam keadaan limbung. Pelaku pasar masih mencoba mengakses informasi atas sejumlah kerusakan ekonomi dari serangan di Timur Tengah yang berpengaruh terhadap harga minyak. Sementara itu, secara hati-hati masih dikaji kemungkinan aksi militer bersama dari AS dan Arab Saudi
Sejalan dengan perkembangan ini, bertiup angin baik atas sejumlah aksi bank sentral dalam waktu dekat, menghalangi kemungkinan aksi senjata ke Iran. Para investor tampaknya belum mau menyerah di pasar ekuitas. Dengan berdasarkan kepercayaan bahwa aksi militer adalah opsi yang paling tidak enak terutama mengingat betapa sulitnya menjual premi perang timur tengah selama eskalasi masa lalu. Pun demikian, pasar masih mengingat komentar terbaru dari Presiden Trump yang menyatakan bahwa (ada) “Serangan militer A.S. akan proporsional.”
Sementara itu, sejumlah laporan-laporan penilaian kerusakan utama mulai beredar, dan perkiraan pertama, mengindikasikan bahwa perbaikan ini bisa memakan waktu berminggu-minggu jika tidak berbulan-bulan untuk mengembalikan kemampuan produksi penuh di fasilitas minyak Abqaiq, yang menunjukkan harga minyak dapat tetap naik untuk beberapa waktu.
Meskipun ada banyak simpanan minyak untuk menumpulkan dampak langsung dari serangan teroris, pasar sekarang dibiarkan berdebat tentang apa yang merupakan kapasitas cadangan yang cukup ketika kemungkinan serangan lain tetap meningkat, yang juga akan menekan harga.
Dengan mengingat hal itu, serangan ini dilakukan dengan sangat teliti, menyiratkan penggunaan beberapa persenjataan berteknologi tinggi. Jadi, dengan menjamurnya teknologi pesawat tak berawak yang unggul dan kemudahan akses yang jelas ke pemberontak Timur Tengah, ia juga menunjukkan bahwa premi risiko pasokan dapat tetap tinggi dan berdampak pada pasar minyak untuk beberapa waktu.
Namun, penilaian kerusakan yang sedang berlangsung akan sangat penting untuk mengukur interval gangguan pasar ini dan durasi konsekuensi dari harga minyak yang lebih tinggi.
Harga minyak mentah WTI saat ini diperdagangkan di kisaran $61 per barel, sementara harga minyak mentah Brent diperdagangkan di harga $68 per barel. Dengan kondisi saat ini, harga diperkirakan masih akan mengalami konsolidasi lebih lanjut sambil menunggu perkembangan FOMC. Potensi kenaikan harga minyak mentah AS terbuka apabila mampu menembus harga $63 per barel dengan target keuntungan hingga ke $70 per barel. Sebaliknya, tekanan jual akan terjadi jika harga mengalami koreksi dan menembus $59 per barel. Aksi jual yang hebat akan membawa harga minyak mentah hingga ke kisaran $52. (WK)