JAVAFX – Harga minyak berhasil pulih pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini di mana potensi penguatan harga minyak kembali muncul setelah dilanda aksi jual terparah sepanjang 2 tahun terakhir.
Seperti kita ketahui bahwa sejak Libya menyatakan akan membuka kembali 4 terminal minyaknya dengan kapasitas 850 ribu bph, harga minyak langsung terjun bebas, tercatat mengalami penurunan terbesar sepanjang 2 tahun perdagangan minyak, di mana masing-masing jenis minyak mengalami koreksi harga lebih dari 5%.
Beruntung persediaan minyak AS mengalami penurunan yang cukup besar sekitar 13,8 juta barel, sehingga harga minyak di hari ini bisa rebound lagi.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,47 atau 0,67% di level $70,85 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $1,18 atau 1,61% di harga $74,58 per barel.
Pemerintah AS segera menjatuhkan tarif baru lagi kepada China sebesar 10% dengan nilai mencapai $200 milyar dalam waktu dekat, sehingga memicu perang dagang yang makin meruncing suasananya. Kondisi perang dagang ini tidak bersahabat bagi harga minyak karena dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun sehingga permintaan konsumsi minyak juga akan merendah, sedang OPEC sudah berusaha menaikkan pasokannya lagi.
Sebelumnya pasokan minyak dunia juga kemungkinan akan kurang karena kemungkinan besar Iran tidak akan boleh melakukan ekspornya lagi setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Sekitar 2,7 juta bph ekspor minyak Iran akan hilang, dan sejauh ini Venezuela juga sedang mengalami penurunan produksi lebih dari 400 ribu bph di bulan lalu sehingga total produksinya sudah di bawah 1 juta bph.
Dan pihak AS sendiri telah melarang semua negara untuk melakukan pembelian minyak dengan Iran termasuk negara-negara sekutunya di Eropa. Jerman sendiri sudah dilarang untuk mencairkan dana asing yang diduga milik Iran. Seperti kita ketahui bahwa setelah 4 November nanti, Iran dilarang melakukan transaksi dengan negara manapun jika tidak ingin mendapatkan sanksi dari AS. Ancaman ini berlaku untuk semua negara termasuk dengan China.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi