Harga Minyak Bergerak Tipis Kecewa Dengan Produksi Minyak Rusia

0
91

JAVAFX – Harga minyak bergerak tipis kecewa dengan produksi minyak Rusia yang masih tinggi pada perdagangan sore hari ini dimana ada sedikit unsur kekecewaan investor melihatnya sehingga menahan tindakan beli minyak lebih lanjut.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,01 atau 0,03% di level $60,37 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,07 atau 0,11% di harga $66,50 per barel.
Kondisi Iran sebagai negara produsen minyak OPEC terbesar ke tiga sedang mengalami gelombang demonstrasi memasuki hari ke 6 dimana para demosntran tersebut menginginkan turunnya rezim yang sekarang ini. Tuntutan tersebut sejauh ini memang tidak secara otomatis membuat layanan terhadap produksi dan ekspor minyak Iran tidak terganggu, namun investor kuatir akan terjadinya sanksi yang akan dijatuhkan AS berupa embargo minyak seperti yang terjadi beberapa tahun lalu sehingga bisa merubah peta pasokan minyak dunia.
Pada awal perdagangan tahunannya, harga minyak di buka di atas level $60 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 dan keduanya masih bertengger di atas level tertinggi 2 setengah tahunnya akibat dari perpanjangan pembatasan pasokan minyak OPEC dan 11 negara non-OPEC sebesar 1,8 juta bph disertai pula ditutupnya beberapa jaringan pipa minyak di Laut Utara dan di Libya.
Namun sejak akhir tahun lalu, telah dilaporkan bahwa jaringan pipa minyak Forties di Laut Utara yang memasok minyak dan gas di Inggris telah di pompa dengan kapasitas penuh 450 ribu bph atau sekitar 40% pasokan minyak dan gas ke Inggris dan Eropa lainnya. Sejak 11 Desember lalu, jaringan pipa yang dioperasikan perusahaan asal Swiss ini harus ditutup setelah ditemukannya retakan-retakan pada jaringan pipa minyaknya, sehingga harus dilakukan investigasi dan diperbaiki untuk pemulihannya.
Sedangkan jaringan pipa utama minyak Libya yang mengarah ke pelabuhan minyak Es-Sidra Libya, juga sudah berjalan normal kembali. Disparitas harga kedua jenis minyak ini kembali mengecil dalam 2 minggu perdagangan terakhir sehingga potensi aksi ambil untung biasanya akan muncul bila kondisi tersebut terjadi sambil menantikan data persediaan minyak pemerintah AS yang baru akan di rilis keesokan malam. Energy Information Administrasi atau EIA melaporkan sebelumnya bahwa persediaan minyak mentah AS di luar cadangan strategis nasional tahun lalu telah menurun hampir 20% daripada tahun lalu.
Investor juga sedikit kecewa melihat data dari kantor Menteri Minyak Rusia bahwa sebetulnya produksi minyak Rusia tidak betul-betul turun. Rusia yang ikut ambil bagian dalam kesepakatan pembatasan pasokan dengan OPEC dan harus dikurangi produksi minyaknya sebesar 300 ribu bph hingga akhir tahun ini, sempat mengalami produksi tertinggi di Oktober 2016 mencapai 11,247 juta bph dan baru tercapai sesuai kuota kesepakatan di kuartal kedua 2017.
Sepanjang 2017 lalu, produksi minyak Rusia rata-rata mencapai 10,98 juta bph, atau sedikit diatas produksi 2016 sebesar 10,96 juta bph dan 10,72 juta bph di 2015.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters