JAVAFX – Berita minyak di hari Kamis(11/1/2018), harga minyak bergerak negatif ringan pada perdagangan sore hari ini dimana ada unsur aksi ambil untung sejenak setelah menguat semalam yang didukung oleh makin berkurangnya produksi minyak serta persediaan minyak mentah AS di pekan sebelumnya.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,03 atau 0,05% di level $63,54 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,08 atau 0,12% di harga $69,12 per barel.
Memang sejak OPEC dan Rusia sepakat untuk memperpanjang batas waktu pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph dan ditutupnya jaringan pipa minyak di laut Utara serta memburuknya cuaca dingin di AS sejak Desember, harga minyak meningkat cukup pesat hampir 15% hingga semalam, sehingga membuat investor ragu untuk melanjutkan sisi belinya siang ini.
Energy Information Administration semalam menyatakan dalam laporan mingguannya bahwa persediaan minyak mentah pemerintah AS di pekan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 4,9 juta barel. Persediaan minyak bensin naik sebesar 4,1 juta barel, sedangkan persediaan minyak solar dan minyak pemanas naik sebesar 4,3 juta barel.
Dan hal ini membuat laporan dari pusat penjualan minyak Asia di Singapura, bahwa beberapa perusahaan penyuling minyak atau refinery telah mengalami pengurangan margin keuntungan sekitar $6 per barel, sebuah pertumbuhan margin keuntungan terburuk sejak 5 tahun terakhir dan membuat pesanan minyak mentah ke depannya bisa berkurang serta membuat produksi minyak dunia juga bisa menurun.
Tingginya harga minyak juga didukung oleh tingginya aktivitas industri di seluruh dunia, sehingga permintaan minyak sedang membaik dimana EIA dalam laporan bulanannya telah menaikkan perkiraan harga minyak WTI untuk tahun ini menjadi $55,33 per barel dan minyak Brent menjadi $59,74. EIA juga menyatakan bahwa produksi minyak AS di kuartal ini akan naik menjadi $10,04 juta bph, hampir menyamai rekor produksi minyak serpih sepanjang sejarah AS yang pernah tercipta di November 1970.
Selain itu EIA juga menyatakan bahwa produksi minyak AS di pekan sebelumnya mengalami penurunan 290 ribu bph menjadi total produksi 9,49 juta bph. Kapasitas penggunaan penyulingan juga mengalami penurunan 1,4% menjadi total kapasitas terpasang 95,3%. Dapat dipahami bahwa secara umum produksi minyak eksplorasi maupun produksi penyulingannya mengalami penurunan dan permintaan juga tidak terlalu besar karena kondisi cuaca dingin yang ekstrem.
Pekan ini, OPEC juga melaporkan bahwa tingkat kepatuhan pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph naik dari 125% di November menjadi 128% di Desember lalu. Namun produksi minyak OPEC mengalami kenaikan sebesar 50 ribu bph sehingga total menjadi 32,40 juta bph, sedikit di bawah target komitmen 32,50 juta bph.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters