JAVAFX – Berita minyak dunia di hari Selasa(27/2/2018), harga minyak bergerak negatif pada perdagangan minyak jelang sore hari ini karena investor sedang menahan diri di saat dolar AS mengalami penguatan sejenak jelang testimoni Jerome Powell nanti malam.
Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,01 atau 0,02% di level $63,90 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak April di pasar ICE Futures London sementara melemah $0,02 atau 0,03% di harga $67,48 per barel.
Sedikit menguatnya dolar AS terjadi di perdagangan hari ini setelah investor melakukan aksi beli kembali di pasar ekuitas AS jelang penutupan perdagangan bulanan namun masih juga khawatir terhadap testimoni Powell keluarnya bisa hawkish. Penguatan dolar AS itu berarti impor minyak dunia akan terlihat lebih mahal sisi belinya sebagai konsekuensi bersamaan dengan naiknya nilai dolar AS, sehingga investor minyak langsung menahan untuk melakukan pembelian minyaknya secara besar.
Sedikit memburuknya harga minyak sedikit terganggu oleh laporan Baker Hughes bahwa jumlah rig AS bertambah 1 yang aktif sehingga total menjadi 799 rig yang aktif, jumlah tertinggi sejak 2 April 2015. Namun penambahan hanya 1 tersebut menandakan bahwa produksi minyak AS kenaikannya tidak akan signifikan karena jarak harga antara WTI dan Brent atau biasa dikenal dengan sebutan disparitas harga WTI dan Brent makin menipis, sekitar $4 per barel, turun dari $7 per barel ke atas pada akhir tahun 2017 lalu. Seperti kita ketahui bahwa kondisi disparitas harga yang melebar biasanya akan membawa dampak produksi minyak serpih AS akan meningkat tajam. Biasanya disparitas di atas angka $5 per barel membuat produksi minyak AS akan meningkat tajam.
Bertahannya harga minyak di level tinggi berkat pernyataan Menteri Minyak Arab Saudi, Khalid al-Falih yang berkata bahwa pertumbuhan antara pasokan minyak dunia akan segera diimbangi dengan naiknya permintaannya karena pertumbuhan ekonomi global yang juga sedang melaju, sehingga dalam tahun ini keseimbangan pasar minyak dunia akan segera tercapai dan bahkan bisa mengalami defiisit di akhir tahun, sehingga tahun depan upaya terhadap oembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph juga sudah bisa dikurangi.
Rasa optimis al-Falih dinyatakannya dengan harapan bahwa OPEC dan Rusia tetap berpegang teguh untuk menjaga komitmen pembatasan produksi minyaknya 1,8 juta bph hingga akhir tahun, sehingga dirinya tidak terlalu risau dengan melonjaknya produksi minyak serpih AS. Arab Saudi di bulan depan sudah berkomitmen untuk menurunkan ekspor minyaknya di bawah 7 juta bph.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC