Harga Minyak Bergerak Membaik

0
111

JAVAFX – Harga minyak bergerak membaik pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sebagai bentuk aksi buyback setelah dalam beberapa perdagangan sebelumnya mengalami koreksi harga yang cukup besar akibat redanya tensi ketegangan di Timur Tengah.

Penguatan minyak kali ini didukung oleh mulai menurunnya produksi minyak OPEC, kekhawatiran akan adanya sanksi baru bagi Iran dan rendahnya produksi minyak Venezuela akibat dari krisis ekonomi.

Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Mei di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,29 atau 0,44% di level $66,51 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,23 atau 0,32% di harga $71,65 per barel.

Pekan ini OPEC melaporkan bahwa produksi kartel dari OPEC di bulan Maret lalu mengalami penurunan sebesar 200 ribu bph menjadi 31,96 juta bph. Produksi minyak Arab Saudi mengalami penurunan sebesar 47 ribu bph menjadi 9,934 juta bph. Namun kenaikan harga minyak masih ada pembatasnya di mana tekanan harga minyak masih juga dipengaruhi oleh naiknya jumlah kilang minyak AS di pekan lalu, sebanyak 7 kilang yang diaktifkan lagi sehingga total yang aktif berjumlah 815 kilang, sebuah jumlah tertinggi sejak Maret 2015.

Artinya bahwa produksi minyak AS akan naik lagi di pekan ini. OPEC sendiri memperkirakan bahwa produksi bulan ini akan naik 1,5 juta bph, naik 40 ribu bph dibanding bulan lalu. Sepanjang tahun ini, sebanyak 73 kilang minyak AS sudah diaktifkan kembali oleh produsen-produsen minyaknya sebagai bentuk pemanfaatan naiknya harga minyak.

Dari Timur Tengah, meski Suriah bukan negara produsen minyak utama dunia, namun letak negara ini sangat strategis bagi lalu-lintas perdagangan minyak, di mana negara tersebut merupakan persimpangan jalur pipa minyak dan gas yang berasal dari belahan Timur dan Selatan yang menuju ke kawasan Barat. Suriah menjadi pusat perhatian dan sekaligus sebagai tempat persengketaan utama saat ini, bahkan sebuah media Rusia melansir bahwa dunia harus segera bersiap diri jelang meletusnya perang dunia ketiga yang akan berawal dari Suriah.
Persengketaan ini tentu membuat investor khawatir terhadap masa depan kelancaran pasokan minyak dunia, sehingga sisi beli minyak sangat kental. Apalagi Iran juga akan menghadapi sanksi baru lagi, bila 12 Mei nanti evaluasi nukpir Iran tidak lolos dari uji kompetensi PBB, maka sanksi larangan ekspor minyak Iran akan muncul lagi.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC