Harga Minyak Bergerak Bervariasi

0
130
Harga Minyak Melemah Pasca Dolar AS Rebound Tipis

JAVAFX – Harga minyak bergerak bervariasi pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini di mana investor sedang mencerna bagaimana hubungan dengan pasokan minyak yang sedang berlebihan di AS dan sisi impor minyak AS yang naik pula.

Harga minyak naik cukup besar semalam setelah Energy Information Administration menyatakan bahwa persediaan bensin dan minyak distilat milik pemerintah AS mengalami penurunan. Namun persediaan minyak mentah naik. Permintaan impor bahan bakar AS juga mengalami peningkatan. Dan produksi minyak AS menurut EIA juga telah mencapai 11 juta bph di pekan lalu, atau telah naik sebesar 1 juta bph sejak November lalu, berkat peningkatan yang cepat dari produksi minyak serpih.

Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,04 atau 0,06% di level $68,80 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,10 atau 0,14% di harga $72,80 per barel.

Kelanjutan turunnya harga minyak juga disebabkan oleh pernyataan OPEC, di mana telah dilaporkan bahwa tingkat kepatuhan anggota dalam menjaga komitmen pasokan minyak mengalami penurunan, yang berarti pasokan minyak dunia akan berlebihan dalam waktu dekat. Dari tingkat kepatuhan 147%, sekarang tinggal 120% saja. Ini semua berkat tekanan dari Presiden Trump.

Sebelumnya, seperti kita ketahui bahwa Presiden Trump berkeluh kesah terhadap harga minyak yang meninggi dan menuduh OPEC dan serta Rusia di balik semua itu. Trump menganjurkan OPEC untuk tidak menahan pasojan 1,8 juta bph, dan sejauh ini telah ada peningkatan produksi khususnya dari Arab Saudi.

Namun beruntung sisi koreksi harga minyak tidak berlanjut setelah Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin memberi keterangan bahwa beberapa negara pengimpor minyak Iran diberi kesempatan batas waktu perpanjangan untuk mencari pemasok baru sebagai pengganti minyak Iran. Seperti kita ketahui, sejak AS keluar dari Kesepakatan Nuklir 2015, maka ekspor minyak Iran telah mendapat larangan keras dari AS dan semua negara tidak boleh membeli minyak Iran jika tidak ingin mendapat sanksi AS.

Sedangkan kondisi perang dagang belum usai pula, di mana kondisi ini tidak bersahabat bagi harga minyak karena dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun sehingga permintaan konsumsi minyak juga akan merendah, sedang OPEC sudah berusaha menaikkan pasokannya lagi.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi