Harga Minyak Belum Mampu Bergerak Lugas

0
122

JAVAFX – Berita komoditas di hari Jumat(29/9/2017), harga minyak belum mampu bergerak lugas atau membesar pada perdagangan sore ini dimana perdagangan akhir pekan ini merupakan perdagangan akhir kuartal ketiga dan investor masih percaya bahwa harga minyak masih akan membaik seiring dengan akam meningkatnya permintaan minyak dunia di tahun ini.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Oktober di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah tipis $0,03 atau 0,10% di level $51,53 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak November di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat tipis $0,03 atau 0,05% di harga $57,44 per barel.

Namun harga minyak menginginkan secara mingguan kedua jenis ini masih di area yang positif mengingat sisi permintaan minyak global sepertinya mulai bisa diimbangi oleh pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan 11 negara produsen minyak non-OPEC. Seperti kita ketahui di pekan sebelumnya International Energy Agency, memperkirakan bahwa hingga akhir tahun ini, permintaan minyak dunia akan meningkat 100 ribu barel perhari menjadi 1,6 juta barel perhari.

Sumber kenaikan ini berasal dari meningkatnya permintaan bahan bakar khususnya diesel bagi pasar Eropa dan AS. Selain itu peningkatan permintaan ini juga dipengaruhi oleh akan datangnya musim dingin di belahan Utara dari bumi yang akan berlangsung di kuartal ke empat tahun ini hingga pertengahan kuartal pertama tahun depan. Ditambah pula musim libur panjang akhir tahun, biasanya harga minyak akan meningkat karena konsumen akan menyimpan terlebih dahulu sekarang ini untuk digunakan pada medio Desember-Februari.

Faktor negatif tersebut mengikuti pergerakan minyak Brent yang terus melemah sejak semalam karena peningkatan harga yang signifikan sejak pekan lalu, dimana sejak Juni minyak dunia rata-rata sudah naik sekitar 20% sehingga praktis adanya aksi ambil untung sesaat tidak bisa dihindari jelang berakhirnya kontrak minyak akhir bulan ini karena semenjak 2 minggu ini, minyak WTI sudah naik 6% dan Brent sekitar 7%.

Sedangkan masalah Turki sendiri sedang mengancam suplai minyak Asia ke Eropa, sehingga pasar tidak suka kondisi ini. Seperti kita ketahui bahwa ketika masalah geopolitik memuncak, maka respon pasar terhadap minyak selalu negatif. Jaringan pipa dari daerah Kurdi di Irak Utara yang melewati Turki terancam ditutup oleh Presiden Turki Tayyib Erdogan dimana Turki tidak mau berurusan dengan Kurdi, padahal produksi minyak Kurdi bisa mencapai 500 ribu hingga 550 ribu barel perhari. Masalah Kurdi yang akan melakukan referendum kemerdekaannya, memang selama ini membuat Turki naik darah.

Hari ini pasar menantikan laporan Baker Hughes mengenai perkembangan aktivitas dari kilang minyak AS.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch
Sumber gambar: Yonhap