JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(12/9/2017), harga minyak alami hambatan sisi beli lagi di perdagangan sore ini sebagai bentuk aksi ambil untung dimana investor masih menantikan data persediaan minyak pemerintah AS yang nampaknya masih akan tinggi seiring datangnya badai Irma di pekan lalu.
Badai Irma tersebut sudah mulai menghilang dan tidak menimbulkan kerusakan yang besar di kantong-kantong minyak AS, membuat harga minyak mentah membaik, karena halangan produksi dan distribusi minyak tidak akan terganggu. Minggu lalu akibat badai Irma bahwa dilaporkan ekspor minyak AS mengalami penurunan dari yang kondisi normal 749 ribu barel perhari, menjadi hanya 153 ribu barel perhari.
Normalnya kondisi pengolahan minyak AS juga lambat laun membuat permintaan minyak mentah AS juga membaik. Pusat pengolahan minyak terbesar di AS, Motiva Port Arthur sudah beraktivitas lagi dengan kapasitas 325 ribu barel perhari atau 50% dari total kapasitasnya dan diperkirakan akhir bulan ini kapasitas produksi secara penuh bisa dilaksanakan.
Menjadi perhatian penting bagi investor minyak bahwa sejak awal tahun ini, harga minyak telah turun sekitar 14%. Ini juga dapat diartikan bahwa harga minyak akan berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel dan support beli di level $46 perbarel. Diperkirakan akhir tahun ini harga WTI akan berkisar di $49 perbarel dan harga Brent di $53 perbarel. Tahun depan minyak WTI bisa berada di kisaran $53 perbarel dan minyak Brent di $56 perbarel.
Perginya badai Irma dan akan diperpanjangnya pemangkasan produksi minyak OPEC 1,8 juta barel perhari, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Oktober di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,28 atau 0,58% di level $47,79 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,31 atau 0,58% di harga $53,53 per barel.
Berita tentang pertemuan informal OPEC antara Arab Saudi, Venezuela dan Kazakhstan di awal pekan lalu, membuat investor minyak sangat optimis bahwa harga minyak bisa membaik kembali. Menteri Minyak Arab, Khalid al-Falih menyatakan bahwa pihaknya telah sepakat dengan kedua negara minyak tersebut untuk memanjangkan waktu pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari setelah Maret 2018 nanti. Setidaknya Khalid menyatakan akan menambah waktu 3 bulan lagi.
Sejauh ini Uni Emirat Arab dan Rusia sepertinya setuju dengan usul al-Falih serta didukung penuh oleh Sekjen OPEC Mohammad Barkindo.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: Oil and Gas