JAVAFX – Berita komoditas di hari Jumat(22/12/2017), harga minyak melemah akhirnya dan masih di sekitar level 2 tahun tertingginya pada perdagangan sore hari ini dimana harga minyak WTI dan Brent bergerak serasi ke sisi pelemahannya dipicu kekuatiran jalur pipa minyak Laut Utara yang segera dibuka.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,28 atau 0,48% di level $58,08 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,18 atau 0,28% di harga $64,72 per barel.
Pelemahan harga minyak juga dipicu oleh oleh laporan mingguan Energy Information Administration atau EIA bahwa kapasitas terpasang dari penyulingan di AS pekan lalu sedikit diatas rata-rata Desember naik menjadi 94,5%. Produksi minyak AS sendiri sekarang sekitar 9,76 juta barel per hari, sedikit dibawah produksi minyak Arab Saudi 10 juta bph dan Rusia 11 juta bph.
Sedangkan Cadangan Minyak Strategis AS menjadi 436,5 juta barel, terendah sejak Oktober 2015. Selain itu investor masih kuatir dengan produksi minyak dunia di awal kuartal 2018 dimana akan terjadi kelebihan pasokan sekitar 200 ribu bph, namun memasuki kuartal kedua di 2018 pasokan minyak dunia akan turun sebesar 200 ribu bph, sehingga sisi beli yang terjadi juga tidak begitu besar.
Sedangkan Menteri Minyak Kuwait, Bakhit al-Rashidi menyatakan bahwa pencapaian komitmen pembatasan pasokan minyak OPEC dan non-OPEC sudah 122% dan merupakan prestasi komitmen tertinggi sejak Januari lalu. Perpanjangan komitmen OPEC tersebut menurut bank investasi milik pemerintah AS, Jefferies adalah sebuah kondisi yang diperlukan untuk menarik persediaan yang melimpah. Jefferies telah menaikkan proyeksi harga Brent 2018 dari $57 per barel menjadi $63 per barel, sedangkan harga WTI dari $54 per barel menjadi $59 per barel.
Pelemahan harga minyak juga dipicu oleh oleh laporan mingguan Energy Information Administration atau EIA bahwa kapasitas terpasang dari penyulingan di AS pekan lalu sedikit diatas rata-rata Desember naik menjadi 94,5%. Produksi minyak AS sendiri sekarang sekitar 9,76 juta barel per hari, sedikit dibawah produksi minyak Arab Saudi 10 juta bph dan Rusia 11 juta bph.
Sedangkan Cadangan Minyak Strategis AS menjadi 436,5 juta barel, terendah sejak Oktober 2015. Selain itu investor masih kuatir dengan produksi minyak dunia di awal kuartal 2018 dimana akan terjadi kelebihan pasokan sekitar 200 ribu bph, namun memasuki kuartal kedua di 2018 pasokan minyak dunia akan turun sebesar 200 ribu bph, sehingga sisi beli yang terjadi juga tidak begitu besar.
Sedangkan Menteri Minyak Kuwait, Bakhit al-Rashidi menyatakan bahwa pencapaian komitmen pembatasan pasokan minyak OPEC dan non-OPEC sudah 122% dan merupakan prestasi komitmen tertinggi sejak Januari lalu. Perpanjangan komitmen OPEC tersebut menurut bank investasi milik pemerintah AS, Jefferies adalah sebuah kondisi yang diperlukan untuk menarik persediaan yang melimpah. Jefferies telah menaikkan proyeksi harga Brent 2018 dari $57 per barel menjadi $63 per barel, sedangkan harga WTI dari $54 per barel menjadi $59 per barel.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters