Harga Minyak Akhiri Penguatan 6 Harinya

0
111

JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(2/8/2017), harga minyak mengakhiri penguatan selamar 6 hari pada perdagangan semalam, setelah API melaporkan stok minyak AS yang meningkat di minggu lalu.

Data American Petroleum Institute di pekan ini menyampaikan bahwa persediaan atau stok minyak AS melonjak naik 1,8 juta barel, minyak bahan bakar turun sebesar 4,8 juta barel dan minyak suling atau minyak destilasi juga turun 1,2 juta barel.

Investor sedang menanti data Energy Information Administration yang akan rilis nanti malam.

Biasanya antara kedua data dari API dan EIA kadang sama arahnya, kadang juga bertentangan.

Penguatan sepanjang pekan lalu dan dilanjutkan awal pekan ini diakhiri oleh tingginya produksi minyak OPEC, dimana menurut Reuters bahwa produksi minyak OPEC bulan Juli naik 90 ribu barel perhari, sedangkan menurut Bloomberg bahwa produksi dan pengapalan minyak OPEC naik 210 ribu barel perhari.

Kenaikan ini didorong oleh produksi minyak Libya yang melonjak hampir 900 ribu barel perhari.

Hasil survei tersebut berhasil mengakhiri periode positif minyak selama 6 hari berturut-turut yang berhasil naik sekitar 10%.

Padahal sebelumnya kondisi minyak dunia sempat defisit 500 ribu barel perhari.

Faktor meningginya produksi OPEC dan tingginya stok minyak AS berdasar API, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup melemah $1,38 atau 2,75% di level $48,79 per barel.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup melemah $1,29 atau 2,33% di harga $51,49 per barel.

Perdagangan minyak selama 6 hari kemarin, harga sempat menguat sejalan dengan ditundanya pembayaran impor minyak AS dari Venezuela, serta penundaan ekspor bahan bakar AS ke anggota OPEC.

Situasi tersebut telah membuat investor khawatir akan situasi terganggunya pasokan minyak dunia.

Beruntung Departemen Keuangan AS hanya mempeti-eskan harta Presiden Nicolas Maduro yang ada di AS sehingga gejolak tersebut tidak akan terjadi.

Penguatan kala itu juga ditunjang oleh Arab Saudi yang telah bersedia mengurangi ekspor minyaknya menjadi 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari mulai pengiriman Agustus ini.

Sedangkan Nigeria juga telah bersedia untuk membatasi produksi minyaknya tidak lebih dari 1,8 juta barel perhari.

Selain itu penguatan minyak waktu itu berlanjut setelah OPEC memberikan keringanan bila produksi minyak Libya belum mencapai 1,4 hingga 1,6 juta barel perhari dalam 90 hari.

Dengan demikian, maka Libya tetap dibebaskan dalam komitmen pemangkasan 1,8 juta barel perhari oleh OPEC.

Di sisi lain, atensi investor tengah berfokus kepada hasil evaluasi OPEC atas komitmennya pada pertemuan minggu depan. Produksi minyak OPEC sendiri telah mengalami peningkatan sebanyak 200 ribu barel pada bulan lalu dan hanya 78% komitmen pemangkasan produksi 1,2 juta barel perhari dari anggota OPEC baru terlaksana.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: News Today