JAVAFX – OPEC dan sejumlah mitra-mitranya tidak akan memperdalam penurunan produksi minyak mereka namun akan kembali membahas topik itu pada bulan Desember nanti. Sebagaimana dikatakan oleh Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman setelah pertemuan Komite Pengawasan Bersama Menteri minggu ini. Namun, diskusi ini mungkin tidak cukup. OPEC + mungkin terpaksa akan memotong lebih dalam produksi mereka untuk mencegah penurunan harga yang besar terjadi.
Pada Desember tahun lalu, OPEC + telah sepakat untuk memotong 1,2 juta barel per hari dari pasar global. Harga minyak dunia kemudian bereaksi tanpa banyak antusiasme. Ini menjadi pertanda masa-masa sulit. Meskipun harga reli pada awal kuartal kedua tahun ini, membawa Brent sampai ke harga $ 70 per barel, namun sayangnya reli itu singkat dan kemudian terjadi koreksi.
OPEC telah memenuhi kuota produksinya secara berlebihan. Sanksi A.S. terhadap Venezuela dan, pada tingkat lebih rendah Iran, telah membantu ini. Namun, harga gagal naik lebih lanjut. Brent kini melayang di sekitar harga $ 60 per barel dan WTI telah berkisar antara $ 50 – $ 58. Harga diperkirakan akan jatuh lebih jauh lagi jika perkiraan permintaan dari beberapa agensi energi utama dunia adalah benar, yaitu melemah.
Julian Lee dari Bloomberg memperingatkan pada minggu ini, bahwa masa ini akan menjadi yang lebih berat bagi kartel penghasil minyak dan mitranya tahun depan karena permintaan minyak melambat, menurut Lembaga Informasi Energi dan OPEC sendiri. Memang, dalam Outlook Energi Jangka Pendek terbarunya, EIA memperkirakan permintaan global untuk bahan bakar cair akan naik rata-rata 900.000 barel per hari untuk tahun 2019 penuh. Perkiraan ini turun dari perkiraan sebelumnya dari tingkat pertumbuhan permintaan 1,3 juta barel per hari.
Badan Energi Internasional, memperkirakan pertumbuhan permintaan rata-rata tahun ini adalah 1,1 juta barel per hari, tidak berubah dari perkiraan bulanan sebelumnya, dan pada tahun 2020, ia akan meningkat menjadi 1,3 juta barel per hari.
Menariknya, OPEC sendiri juga pessimis tentang permintaan. Untuk tahun ini, mereka mengharapkan permintaan sebesar 1,02 juta barel per hari, hanya sedikit meningkat ke 1,08 juta barel per hari tahun depan.
Selain masalah permintaan global, tantangan bagi OPEC adalah produksi minyak serpih A.S. yang berlimpah. Bahkan produksi juga akan segera terjadi di Norwegia dan Brasil. Di A.S., OPEC memperkirakan produksi shale oil akan tumbuh sebesar 1,8 juta barel per hari tahun ini, jauh lebih tinggi dari perkiraan EIA untuk pertumbuhan produksi dalam negeri, sebesar 1,2 juta barel per hari. IEA, untuk bagiannya, melihat AS dan Norwegia meningkatkan produksi sebesar 1 juta barel per hari di paruh kedua tahun ini, dimana Brasil menambah 130.000 barel per hari lainnya.
Dengan latar belakang ini, OPEC akan semakin terbatas pilihannya. OPEC sendiri kekurangan buffer keuangan yang cukup untuk menahan jatuhnya harga. Hal Ini membuat mereka hanya memiliki satu pilihan, memangkas produksi lebih banyak lagi. Namun ada masalah dengan ini juga. Rusia telah berulang kali mengisyaratkan pihaknya tidak terlalu menyukai pemotongan lagi. Moskow telah konsisten dalam dukungan umumnya untuk kontrol pasokan tetapi enggan untuk sepenuhnya mematuhi kontrol ini karena tidak ada masalah dengan minyak yang lebih rendah. Bank sentral Rusia baru-baru ini mengatakan telah menetapkan harga $ 25 per barel minyak mentah dalam skenario risiko untuk tahun depan. Itulah beberapa makanan yang cukup bergizi untuk dipikirkan oleh para mitra Rusia. (WK)