Harga emas turun tipis pascapembicaraan gencatan senjata Rusia-Ukraina

0
76
Follow the yellow brick road...Also available...

Harga emas turun tipis di perdagangan Asia pada Selasa sore, setelah para pejabat Rusia dan Ukraina mengadakan putaran pertama pembicaraan gencatan senjata semalam, mengurangi permintaan terhadap aset safe-haven emas.

Harga emas spot sedikit melemah 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.906,00 dolar AS per ounce pada pukul 07.41 GMT.

Sementara harga emas berjangka AS menguat 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 1.909,30 dolar AS per ounce.

Pembicaraan tingkat tinggi antara Kyiv dan Moskow berakhir tanpa kesepakatan kecuali untuk terus berbicara, tetapi pasar Asia stabil di tengah tanda-tanda tidak ada eskalasi sanksi segera.

Analis senior OANDA Jeffrey Halley mengatakan ada ayunan dalam sentimen risiko selama sesi New York, yang membalikkan sebagian besar kepanikan Ukraina yang terlihat pada Senin (28/2/2022) di perdagangan Asia dan Eropa setelah sanksi ditingkatkan pada Rusia selama akhir pekan.

“Investor, untuk saat ini, kurang khawatir bahwa perang Ukraina akan menyebabkan resesi double-dip, (dan) yang telah melihat terburu-buru kembali ke ekuitas dengan mengorbankan tempat berlindung seperti emas,” katanya.

Ia menambahkan bahwa sentimen juga didorong oleh data China yang lebih baik dari perkiraan.

Aktivitas pabrik China sedikit meningkat pada Februari karena pesanan baru meningkat, menunjukkan beberapa ketahanan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Emas yang sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, telah naik sekitar 6,5 persen pada Februari, setelah melonjak ke level tertinggi 18 bulan di 1.973,96 dolar AS minggu lalu.

“Kami percaya bahwa emas mungkin mengalami volatilitas harga di kedua arah karena potensi posisi taktis tetapi permintaan investasi kemungkinan akan didukung dalam jangka panjang oleh inflasi yang tinggi, geopolitik, dan mundurnya pasar secara keseluruhan,” kata Kepala Penelitian Global di Dewan Emas Dunia (WGC), Juan Carlos Artigas, dalam sebuah catatan.