Harga Emas Turun, Naik Kembali Setelah Penutupan Pasar

0
221
Harga Emas

JAVAFX – Harga emas berjangka pada perdagangan hari Selasa (15/01) berakhir turun, setelah naik dalam dua sesi sebelumnya. Penurunan ini sebagai akibat penguatan Dolar dan bursa saham AS. Namun demikian, dalam perdagangan elektronik, paska penutupan perdagangan harga beringsut naik kembali.

Untuk kontrak bulan Februari, harga emas ditutup turun $ 2,90, atau 0,2%, ke $ 1,288.40 per troy ons. Pada awal minggu ini, harga sempat menyentuh level tertinggi di $ 1.296,60 dalam upaya menembus harga psikologis $ 1.300. Harga berdasarkan kontrak yang paling aktif, sempat mengetuk ke $ 1.300,40 pada 4 Januari, namun belum bisa menutup perdagangan diatas harga $ 1.300 sejak Juni 2018.

Terkoreksinya Logam Mulia, tak lepas dari penguatan yang terjadi di Dolar AS. Indek Dolar DXY, naik 0,7% ke 96,252. Penguatan mata uang ini membantu mengurangi selera investor pada aset yang dihargai dalam dolar, seperti emas dikalangan pembeli yang menggunakan mata uang bukan deniminasi Dolar.

Penguatan Dolar rentan terkorkesi mengingat tidak ditopang oleh sejumlah data ekonomi yang solid. Bahkan pernyataan pejabat Bank Sentral AS justru bernada lebih kalem.

Data indek harga produsen, yang digunakan untuk mengukur harga yang dapat diterima kalangan bisnis untuk barang dan jasa mereka, turun sebesar 0,2% untuk bulan Desember, demikian menurut Departemen Tenaga Kerja AS.

Sementara secara terpisah, data indek manufaktur yang disusun oleh Bank Sentral AS wilayah New York, turun 7,6 poin menjadi 3,9 pada Januari. Ini merupakan angka terendah dalam masa lebih dari setahun, demikian menurut Bank Sentral. Para ekonom sendiri memperkirakan indek ini akan naik untuk ke 12 kalinya.

Gubernur Bank Sentral AS wilayah Kansas, Esther George, dikenal sebagai seorang pendukung kuat kelompok yang pro menaikkan suku bunga, mengatakan bahwa saat ini mungkin saat yang tepat untuk berhenti sejenak dalam siklus menaikkan suku bunga. Dijelaskan olehnya bahwa ini akan memberikan ruang bagi the Fed mendapatkan bantalan.

Dengan potensi perlambatan dalam laju kenaikan suku bunga tersebut, membantu mendukung kenaikan harga emas, yang cenderung mendapat manfaat dari kebijakan moneter yang lebih longgar.

Pada perdagangan dibursa saham AS, bergerak naik lebih tinggi setelah penutupan perdagangan bursa komoditi. Sejumlah langkah baru yang diambil oleh Beijing dalam menstabilkan yuan, termasuk melakukan pemangkasan pajak disinyalir memberikan keyakinan investor. Bayang-bayang sentiment negatif, muncul dari kekhawatiran akan laporan pendapatan emiten keuangan besar seperti JPMorgan Chase & Co. JPM, dan Wells Fargo.

Di Eropa, datang laporan ekonomi Jerman yang mengecewakan sehingga investor di kawasan itu kembali fokus pada isu pemungutan suara parlemen Inggris. Dimana Parlemen memutuskan untuk menolak usulan yang disodorkan. Terjadi guncangan pasar yang bisa mengembalikan minat investor untuk melakukan risk aversion. Terlebih layanan operasional pemerintah AS masih ditutup dan kini memasuki hari ke-25 di A.S.

Dengan kondisi perdagangan terkini, dimana harga naik paska penutupan bursa, ada aksi beli kembali yang dilakukan investor. Ketidakpastian politik di Amerika Serikat dan hasil akhir dari pemungutan suara Brexit di Inggris menjaga permintaan emas oleh investor. Tak heran, harapan menuju harga $1.300 masih akan terjaga. (WK)