JAVAFX – Harga emas tetap bisa membaik pasca naiknya tensi perang Suriah pada perdagangan kemarin di mana potensi Presiden Trump akan segera mengirim pasukan militer AS cukup terbuka lebar sehingga safe haven emas kembali merebak.
Presiden Trump bersama dengan pimpinan militer AS sedang membahas kemungkinan pengiriman militernya secara besar-besaran ke Suriah setelah ada indikasi bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia Rusia untuk menumpas kaum pemberontaknya. Sejauh ini pihak Suriah melakukan hal tersebut sebagai tindakan balasan pasca Israel menyerang pangkalan militer Suriah tanpa ada alasan jelas.
Tindakan AS ini tentu membuat investor khawatir bahwa ketegangan di Suriah tersebut bisa menimbulkan ketegangan baru antara AS melawan Rusia dan Iran. Situasi ini membuat investor tidak nyaman memegang terlalu lama aset-aset berdenominasi dolar AS meski bursa saham Wall Street mencatat kenaikannya di tengah tanya jawab Facebook dengan Kongres AS.
Alhasil hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $3,00 atau 0,22% di level $1343,10 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak Mei di Comex ditutup menguat $0,04 atau 0,25% di level $16,57 per troy ounce.
Harga emas sempat mengalami tekanan setelah Presiden Xi Jinping yang menyatakan akan melakukan reformasi ekonomi di China dengan cara akan membuka ekonominya seluas-luasnya bagi investasi dunia. China akan mengurangi tarif impornya dan akan memperketat peraturan hak cipta bagi investor luar yang ingin berinvestasi di dalam negeri China.
Pernyataan Xi ini memang berhasil membuat Presiden Trump gembira hatinya, dan pasar pun menyambutnya dengan positif bahwa perang dagang akan segera berakhir dengan dibukanya dialog antara Beijing dengan Washington.
Untuk perdagangan di bursa saham Wall Street mengalami penguatannya di mana bursa Dow naik 1,79%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penurunannya sebesar 0,21% di level 89,633. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah data inflasi konsumen China dan AS, data produksi manufaktur Inggris dan notulen rapat suku bunga the Fed 2 pekan lalu.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: Reuters