JAVAFX – Harga emas terus menjulang alias terus menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin yang bisa bertahan untuk di level tertinggi 5 pekannya dan selama sepekan naik hampir 3% setelah Presiden Trump akan mengurangi defisit anggarannya dengan China dan China pun juga demikian tindakannya.
Dalam perdagangannya pekan kemarin tersebut, emas sempat mengalami aksi ambil untungnya setelah the Fed menaikkan suku bunganya dan mengeluarkan maklumat dari Jerome Powell sebagai ketua the Fed bahwa di tahun ini akan ada kenaikan suku bunga 2 kali lagi dan di 2019 serta 2020 juga ada kenaikan suku bunga kembali.
Nada dovish diungkapkan oleh Powell dan ini berita bagus bagi emas bahwa the Fed tidak akan menaikkan suku bunganya dengan agresif. Dan harga emas makin menjulang kenaikannya setelah timbul beberapa agenda dari Washington yang membuat agenda safe haven bagi emas, meskipun beberapa data ekonomi AS sangat tidak mendukung kenaikan emas tersebut.
Alhasil hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $22,50 atau 1,69% di level $1355,70 per troy ounce. Untuk perdagangan sepekan lalu, harga emas naik sebesar 2,9%. Sedangkan harga perak kontrak Mei di Comex ditutup melemah $0,20 atau 1,19% di level $16,58 per troy ounce.
Suku bunga the Fed memang naik 25 basis poin dari 1,5% menjadi 1,75% di pertemuan the Fed kali ini, namun pasar emas langsung bereaksi positif ketika Presiden Trump menandatangani paket deregulasi fiskal yang baru, berupa pembatasan impor dari China yang bisa mencapai nilainya $50 milyar dengan menggunakan dasar UU Perdagangan AS pasal 301 tahun 1974, di mana Trump mengedepankan tentang perlindungan hak intelektual yang telah banyak dicuri oleh pihak China.
Pihak China pun langsung bereaksi untuk memberikan tindakan balasan terhadap kebijakan proteksi dari AS tersebut dengan cara ingin memberikan tarif tambahan sekitar 15% hingga 25% terhadap kurang lebih 128 produk dari AS dengan nilai sekitar $3 milyar. Kondisi ini tentu membawa dampak akan terjadinya perang dagang dan bukan berita bagus bagi greenback sehingga menimbulkan safe haven.
Sisi penguatan emas juga terjadi setelah Presiden Trump mengganti penasehat keamanan nasional Gedung Putih dari Jenderal Herbert Raymond McMaster dengan seorang tokoh garis keras John Bolton yang sering kali menyarankan untuk menyelesaikan masalah Korea Utara dan Iran dengan menggunakan kekuatan militer. Inilah yang membuat investor lebih khawatir dengan pergerakan Presiden Trump yang bisa memanaskan potensi geopolitik dunia sehingga muncul aksi safe haven.
Untuk perdagangan di bursa saham Wall Street mengalami pelemahannya di mana bursa Dow turun 1,77%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami pelemahannya sebesar 0,37% di level 89,495. Dalam sepekan, indeks dolar mengalami tekanan sebesar 0,8%. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah pernyataan dari pejabat the Fed, seperti William Dudley, Loretta Mester dan Randal Quarles.
Penulis: Adhi Sunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: Reuters