JAVAFX – Harga emas terus melemah pada perdagangan siang hingga sore hari ini di mana investor masih merasa khawatir terhadap perang dagang dan kenaikan tarif yang bisa mendatangkan tingkat inflasi yang lebih tinggi di AS.
Pasar logam mulia sepertinya sedang berada di sisi jualnya di mana awalnya ada situasi di AS dengan melihat masa depan suku bunga the Fed yang bisa naik 2 kali lagi di tahun ini. Dan potensi ini makin berkembang setelah Presiden Trump telah memberikan tarif tambahan bagi produk-produk asal China sehingga harga-harga di AS kemungkinan besar akan menghadapi kenaikannya dalam waktu dekat.
Kenaikan harga juga berarti inflasi di AS akan meningkat, dan kondisi ini memberikan ruang yang cukup besar bagi the Fed untuk menaikkan lebih besar suku bunganya. Situasi ini tentu bukan hal yang positif bagi harga komoditi logam tersebut, terbukti sejak wacana perang dagang tersebut, aset-aset berlatar belakang AS sangat mendominasi pasar dan emas terus tertekan sehingga terus berada di level terendah sepanjang tahun ini.
Hal ini membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $1,80 atau 0,183 di level $1276,80 per troy ounce. Namun harga perak juga berkembang positif pada siang ini, menutupi sisi negatif sehari sebelumnya.
Pekan lalu, harga emas tergerus cukup besar setelah bank sentral AS dengan keyakinan tinggi akan menaikkan suku bunganya yang bisa agresif. Lain halnya dengan bank sentral utama dunia lainnya yang masih belum mampu melakukan normalisasi kebijakannya. Situasi waktu itu telah berhasil membuat investor menjauhi emas, meskipun indeks dolar sendiri mengalami tekanan.
Namun akhir pekan lalu, cerita lain berkembang dan mulai berpihak kepada emas setelah Presiden Trump mengeluarkan kebijakan tarif terhadap China dengan keinginan mengurangi defisit perdagangannya yang mencapai $375 milyar per tahunnya. Kebijakan tarif baru tersebut bisa mengurangi defisit sekitar $50 milyar per tahunnya, khusus kepada produk-produk berteknologi tinggi.
Pihak China sendiri melakukan tindakan balasan dengan segera mengenakan tarif bagi produk asal AS. Dan Selasa malam, Presiden Trump telah menambah jumlah besaran atau nilai dari pengurangan defisit anggarannya menjadi $200 milyar per tahunnya, dan membuat PBOC melakukan injeksi ke pasar uangnya untuk mengantisipasi dampak perang dagang tersebut.
Sejauh ini China belum melakukan tindakan balasan lagi, namun sudah melakukan persiapannya, dan mengungkapkan bahwa situasi ini tidak akan berefek ke China saja, namun akan berdampak ke seluruh dunia.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Untuk mendapatkan free signal trading, analisa market mingguan, full support langsung dari analis,
Hubungi JAVAFX :
Phone / WhatsApp : 082116448874
Apakah Anda membutuhkan informasi Training JAVAFX, Introducer Broker – IB, belajar forex, teknikal forex, signal forex, strategi forex dan analisa forex untuk melakukan transaksi trading forex, trading emas, trading oil, trading index minggu ini? Segera Hubungi Analis JAVAFX
Author : Adhi Gunadhi