JAVAFX – Harga emas terus jangkau level tertinggi sepekannya pada perdagangan sore hari ini di mana ada pemicu dari perang dagang antara AS dengan China yang mulai mereda dan potensi konflik di Timur Tengah serta jelang rilisnya data inflasi AS.
Dalam sebuah forum ekonomi Boao Asia atau seperti forum ekonomi Davos versi Asia, Presiden Xi Jinping menyatakan bahwa China akan segera melakukan reformasi ekonominya. Xi menyatakan bahwa sebagai negara yang mempunyai visi untuk menjadi pemimpin ekonomi global, maka China akan menerapkan sistem ekonomi yang terbuka. Dan kelihatannya perang dagang segera berakhir.
Namun laporan dari pusat kontrol lalu lintas udara Eropa menyatakan bahwa segala bentuk rudal serta pesawat terbang militer Sekutu dalam waktu 72 jam ke depan sudah siap siaga untuk diluncurkan menggempur Suriah. Kondisi ini membuat investor was-was terhadap ketegangan geopolitik di kawasan tersebut, di mana kekhawatiran perang terbuka antara AS dengan Rusia bisa saja terjadi. Tentunya kondisi seperti ini bisa diartikan sebagai waktunya pengamanan aset-asetnya.
Hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara melemah $4,85 atau 0,36% di level $1345,00 per troy ounce. Harga perak untuk sementara tertekan setelah konflik AS dengan China ini akan mereda.
Tensi Timur Tengah ini untungnya tidak merembet ke Semenanjung Korea seehingga penguatan emas juga tidak begitu besar. Data inflasi China turun, dan emas sempat dalam tekanan. Harga emas sendiri bisa naik jika data inflasi AS dilaporkan bisa lebih buruk daripada periode sebelumnya.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: Reuters