Harga Emas Terus Hadapi Tekanan Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS

0
226
Harga Emas

JAVAFX – Harga emas terus hadapi tekanan jelang rilis data tenaga kerja AS pada perdagangan siang hingga sore hari ini di mana sisi jual emas memang masih muncul dengan rasa sedikit besar juga dipengaruhi pernyataan Wilbur Ross.

Sisi beli emas untuk sementara masih muncul lagi di siang ini, meski sempat beberapa pekan lalu Presiden Trump yang mengeluh ke publik seberapa besar kesalnya presiden AS tersebut melihat suku bunga the Fed terus naik sehingga membuat dolar AS terus menguat dan bisa membuat defisit perdagangannya melebar dan negara lain yang menikmatinya. Trump juga kesal karena China dan Uni Eropa telah memanipulasi pelemahan mata uangnya serta menahan kenaikan suku bunganya sehingga dolar AS terus menguat selama ini.

Rupanya sinyal Trump tersebut cukup besar dan berpengaruh kuat ke harga emas, terbukti harga emas pernah memunculkan sisi belinya lagi dari harga yang tertekan semenjak testimoni Powell beberapa waktu sebelumnya. Faktor optimis Powell memang sempat investor yakin terhadap kenaikan suku bunga the Fed lebih lanjut, di mana perekonomian AS makin solid meskipun masalah perang tarif akan menghadangnya, telah sempat membuat harga emas berada di level rendah sejak akhir 2016 lalu.

Namun masalah rencana tarif baru bagi China, yang awalnya 10% telah naik menjadi 25% bagi impor produk China dengan nilai sekitar $200 milyar per tahunnya, sempat membuat kondisi perang dagang makin panas dan sisi ini sedikit menguntungkan dolar AS. Dan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross berkomentar keras setelah China akan melakukan tindakan balasan kepada AS. Ross ingin makin menekan China agar pihak Beijing mau merubah perilaku perdagangannya dengan AS dan Ross juga tidak akan mengendurkan tekanannya kepada China hingga mereka mau merubahnya.

Kondisi perang tarif tersebut makin panas sehingga situasi seperti ini memang kadang tidak akan menguntungkan emas. Hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $4,40 atau 0,36% di level $1215,70 per troy ounce. Dan harga perak juga bergerak masih negatif pada siang ini, sebagai bentuk aksi short-sell lanjutan alias mengambil aksi jual lanjutan pasca pelemahannya di perdagangan sebelumnya.

Sebelumnya, seperti kita ketahui bahwa beberapa waktu lalu harga emas seringkali diakhiri dengan kondisi yang melemah, sebagai dampak dari memanasnya perang dagang dan akan naiknya suku bunga AS.

Situasi perang dagang yang memanas, memang sering kali menguntungkan sisi jual emas di mana dengan kenaikan tarif maka harga barang akan naik pula, dan itu artinya inflasi AS akan naik. Sejalan dengan keinginan the Fed yang senang menaikkan suku bunganya, maka naiknya inflasi justru akan sangat mendukung fokus kerja the Fed tersebut, yaitu naiknya suku bunga. Mendengar suku bunga naik maka harga emas akan terkoreksi atau terkontraksi.

Apalagi semalam the Fed telah menentukan kebijakan moneternya yang terbaru dengan tidak merubahnya namun menaikkan pandangan ekonominya sehingga kondisi ini sedikit banyak membatasi gerak positif emas karena September nanti suku bunga akan naik. Meski perkiraan data nonfarm payroll tidak sebesar periode sebelumnya, namun komentar Ross membuat pasar sedikit gaduh lagi.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi