JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(10/1/2018), harga emas tertekan kebijakan BoJ pada perdagangan kemarin seakan menginspirasi kepada investor bahwa harga emas memang dalam jalur yang dinamis untuk melemah namun masih bertahan di atas level psikologisnya di $1300 per troy ounce dengan adanya pemicu adanya kemungkinan kenaikan suku bunga beberapa bank sentral dunia selain the Fed.
Sisi jual menghiasi perdagangan emas tersebut dengan bantuan dari tekanan data ekonomi AS pekan lalu yang membaik sehingga menimbulkan kepercayaan bahwa suku bunga the Fed masih di jalur kenaikannya maksimal 3 kali saja di tahun ini. Selain itu upaya dari beberapa bank sentral dunia yang akan memperketat kebijakan moneternya, turut serta membantu sisi jual emas tersebut.
Hal inilah yang sedikit banyak membuat harga emas kontrak Februari di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $6,50 atau 0,49% di level $1313,90 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak Maret di Comex ditutup melemah $0,12 atau 0,72% di level $17,02 per troy ounce.
Keputusan dari parlemen AS di akhir tahun lalu untuk mengesahkan UU pajak yang baru, membuat investor masih berharap untuk mengoleksi emasnya karena mereka melihat bahwa investasi berbasis dolar AS makin beresiko dengan adanya pemotongan pajak tersebut. Namun sikap itu terbantahkan setelah pernyataan Kevin Hasset, ketua dewan penasihat ekonomi Trump, bahwa akhir tahun lalu perusahaan-perusahaan AS menambah upah sebesar $1000 per orang serta mengeluarkan bonus tambahan sebagai reaksi langsung Kongres yang mengesahkan UU pajak.
Ini berarti perusahaan AS akan menambah belanja modalnya sebagai bentuk kelebihan laba akibat pemotongan pajak sehingga tingkat inflasi akan naik, seperti diungkap Presiden the Fed wilayah Cleveland, Loretta Mester, dan menambahkan bahwa suku bunga the Fed tahun ini bisa naik 4 kali.
Pelemahan emas juga didukung oleh pengurangan pembeliaan obligasi jangka panjang Jepang oleh Bank ofJapan dengan hanya menyisakan ¥10 trilyun saja atau turun 5% dalam operasi terakhirnya. Ini berarti Jepang akan segera mengurangi paket bantuan ekonominya dan bisa segera menaikkan suku bunganya.
Masalah kenaikan suku bunga Kanada dan Inggris yang diperkirakan bisa terjadi dalam waktu dekat tentu membuat selera beli emas sangat terbatas akhir-akhir ini. Kemungkinan BoC akan menaikkan suku bunganya di bulan ini, the Fed mungkin Maret dan BoE mungkin di kuartal kedua tahun ini.
Untuk perdagangan di bursa saham Wall Street kemarin, kondisi pasar ekuitas AS mengalami penguatannya dimana bursa DowJones ditutup naik 0,41%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,17% di level 92,523. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah data inflasi China, produksi manufaktur Inggris dan harga impor AS.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: Wall Street Journal